BlackRock Cs balik arah melepas sebagian kepemilikannya di emiten perunggasan Charoen Pokphand (CPIN) sepanjang November 2024.

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) mencatatkan penurunan laba disertai harga saham yang jeblok sepanjang tahun berjalan.

Emiten unggas mengalami nasib berbeda pada kuartal III/2024. Tapi, prospeknya sama cerahnya menyambut program makan siang bergizi dari Presiden Prabowo.

Usai rapor merah kinerja laba kuartal III/2024, simak prospek emiten unggas Charoen Pokphand (CPIN) akhir tahun ini hingga 2025.

Saham emiten unggas, Japfa Comfeed (JPFA) dan Charoen Pokphand (CPIN) terdongkrak oleh sentimen positif kebijakan pemerintahan baru Prabowo Subianto.

Program makan bergizi gratis yang diusung Prabowo Subianto ditaksir menelan biaya jumbo. Lantas, bagaimana prospek emiten unggas ke depan?

Ada yang tancap gas borong saham emiten unggas Charoen Ppokphand awal Oktober 2024.

Emiten perunggasan yang dinilai akan mendapatkan sentimen positif dari program makan bergizi gratis justru tercatat jeblok.

Kinerja emiten unggas JPFA hingga CPIN diproyeksikan mendapatkan hambatan dari La Nina yang memengaruhi harga bahan baku.

ASII, BBNI, ADRO, BMRI, dan CPIN masuk daftar 1.000 perusahaan terbaik versi majalah TIME. Bagaimana rekomendasi saham lima emiten ini?

Simak ulasan lima perusahaan asal Indonesia yang masuk dalam daftar 1.000 perusahaan terbaik di dunia versi majalah Majalah TIME dan Statista.

Berikut proyeksi kinerja saham JPFA dan CPIN sepajang semester II/2024 saat laba emiten unggas melonjak di semester I/2024.

GOTO, CMRY dan CPIN yang bakal terdampak program makan bergizi gratis masuk dalam Indeks FTSE dengan catatan kinerja saham yang berbeda.

Saham GOTO hingga CPIN terlempar dari indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) large cap. Cek rekomendasi sahamnya.

Pembahasan program Makan Bergizi Gratis pemerintahan Prabowo-Gibran terus dikebut. Sentimen itu dinilai menjadi angin segar bagi emiten unggas JPFA dan CPIN.

Program makan bergizi gratis (MBG) pada 2025 siap dijalankan dengan anggaran Rp71 triliun. Bagaimana impaknya terhadap emiten-emiten perunggasan hingga susu?