Ternyata ini alasan mengapa BPOM tidak menarik dan memusnahkan Roti Aoka seperti halnya Roti Okko.

Temuan BPJPH menyebut jika salah satu varian Roti Okko tak pernah terdaftar dalam sertifikat halal.

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) resmi mencabut sertifikat halal Roti Okko.

Pemerintah Kota Semarang terus melakukan pemantauan dan pembinaan secara berkala untuk memastikan keamanan produk IKM.

BPOM memberikan saran bagi orang yang sudah terlanjur makan Roti Okko yang mengandung Sodium Dehydroacetate.

BPOM menyebut bahan pengawet Sodium Dehydroacetate yang digunakan Roti Aoka ternyata ada di margarin, mentega, dan selai.

BPOM ungkap alasan Roti Aoka bisa awet atau memiliki masa kadaluarsa hingga berbulan-bulan.

BPOM mengatakan jiak Roti Aoka tidak mengandung zat berbahaya seperti yang diisukan.

Setelah menggemparkan masyarakat dengan isu kandungan zat berbahayanya, kini sertifikat halal Roti Aoka juga ditinjau ulang.

BPOM telah melakukan uji sampel terhadap produk roti Aoka yang banyak dituding menggunakan pengawet kosmetik, lantaran masa kadaluarsa cukup lama.

Konsumen Roti Aoka memberikan respons beragam terhadap isu dugaan kandungan pengawet berbahaya di dalam roti langganan mereka.

BPOM telah merilis uji lab yang meyebut Roti Okko mengandung zat berbahaya. Tapi, bagaimana dengan Roti Aoka?

Di bawah ini adalah perbandingan antara komposisi Roti Aoka dan Roti Okko.

Mengenal natrium dehidroasetat, bahan berbahaya yang ditemukan dalam Roti Okko

BPOM bukan hanya memerintahkan untuk menarik Roti Okko namun juga memusnahkan yang sudah diproduksi.

Kabar viral Roti Aoka yang diduga mengandung zat pengawet berbahaya Sodium Dehydroacetate telah memicu kekhawatiran di kalangan pedagang warung kelontong.