Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan saat ini pemerintah tengah fokus mengembangkan ekosistem mobil listrik, termasuk hingga industri baterai.

Pemerintah bersiap memberikan insentif pajak terhadap mobil hybrid yang diproduksi lokal, tetapi saat bersamaan tarif PPnBM mobil tersebut bisa terkerek.

Perampungan investasi pabrik baterai dari Hyundai Grup, bisa berpotensi mengerek tarif PPnBM non mobil listrik.

Impor mobil listrik dari China, Korea Selatan, dan Vietnam mendominasi setelah pengesahan aturan pembebasan bea masuk impor CBU.

Pemerintah meyakini problem memperbesar populasi mobil listrik adalah harga yang masih mahal. Karena itu, pemerintah menelurkan kebijakan insentif.

Kemenkeu kembali memberikan pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil listrik yang semula 15% menjadi 0% sepanjang 2024.

Kehadiran VinFast yang menawarkan harga mulai Rp235 jutaan, membuat persaingan harga kian sengit antara mobil listrik impor dengan rakitan lokal.