WHO melaporkan, kasus Covid-19 yang masih terus terjadi di berbagai belahan dunia tidak terlepas dari evolusi virus atau terus hadirnya varian baru Covid-19.

Berikut ini fakta menarik dan gejala Covid-19 yang ditimbulkan oleh virus subvarian Omricon, JN.1.

Sub varian Covid-19 yang merupakan turunan varian Omicron memiliki karakteristik penyebaran yang sangat cepat, sehingga memengaruhi laju kenaikan kasus Covid.

Dinkes DKI Jakarta memprediksi bahwa puncak kenaikan kasus Covid-19 diperkirakan akan terjadi dalam dua pekan ke depan.

Zubairi Djoerban menyarankan bagi orang yang ingin melakukan liburan akhir tahun, harus tetap menjaga kesehatan dan imunitas tubuh.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa Covid-19 varian Eris tidak berbahaya, walaupun kasusnya meningkat.

WHO baru saja mengumumkan covid varian Eris sebagai variant of interest, simak bedanya dengan varian lainnya

Menkes Budi menyebut bahwa varian baru Covid-19 EG.5.1 atau Eris telah masuk di Indonesia sejak 2 bulan lalu.

Kemenkes sebut subvarian Omicron XBB.1.16 atau atau Arcturus masih diklasifikasikan sebagai variants under monitoring (VUM) atau varian yang diawasi.

Kemenkes mencatat lima kasus baru Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus di Indonesia.

Kemenkes mengidentifikasi dua kasus baru Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken di Pamulang Tangerang Selatan (Tangsel).

Kemenkes memastikan seluruh kontak erat dengan pasien positif subvarian Omicron XBB1.5 telah negatif Covid-19.

Kemenkes memutuskan tidak menutup pintu masuk ke Indonesia meski pemerintah telah mendeteksi penyebaran Covid-19 Kraken.

Epidemiolog menekankan bahwa vaksin Covid-19 berbasis mRNA paling efektif mencegah penyebaran Covid-19 subvarian XBB1.5.

Varian Omicron baru XBB.1.5 (Kraken) ditemukan di Rusia untuk pertama kalinya, tetapi pemerintah Rusia tidak memberlakukan pembatasan.

WHO menyerukan negara-negara harus mempertimbangkan untuk merekomendasikan agar penumpang memakai masker karena penyebaran cepat XBB.1.5.