Konsorsium LG Energy Solution (LG) segera merealisasikan pembangunan pabrik prekursor/katoda di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.

Megaproyek baterai berbasis nikel dari hulu ke hilir di Indonesia kerja sama dengan konsorsium LG senilai Rp142 triliun memasuki babak baru.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan investasi Korea Selatan di Indonesia telah menyentuh Rp200 triliun dalam 5 tahun terakhir.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia menjadi negara pertama yang membangun ekosistem baterai mobil listrik yang terintegrasi dari hulu ke hilir

Presiden Jokowi optimistis Indonesia dapat memenangkan persaingan industri baterai lithium dan kendaraan listrik dengan negara-negara lain.

Presiden Jokowi meresmikan pabrik sel baterai mobil listrik milik konsorsium LG Energy Solution dan Hyundai Motor Group di Karawang, Jawa Barat.

Pembangunan pabrik baterai Hyundai-LG bahkan diklaim sudah memasuki tahap untuk penambahan 10 GWh.

Pelemahan permintaan mobil listrik global membuat produsen komponen baterai seperti CATL, BYD, LG Energy mengencangkan ikat pinggang.

Indonesia harus bersaing dengan Thailand guna menggaet investasi baterai EV. Thailand telah mengantongi komitmen dari EVE Energy dan CATL.

Indonesia Battery Corporation atau IBC optimistis LG Energy Solution Ltd tetap berkomitmen lakukan hilisasi produk baterai di Indonesia.

LG Energy dan IBC terlibat dalam konsorsium Titan yang mengembangkan ekosistem baterai mobil listrik dari hulu hingga hilir.

Rantai pasok baterai kendaraan dimulai dari hulu tambang hingga pembuatan pack baterai. Proyek baterai di Indonesia belum menyentuh secara menyeluruh.

Pasar baterai electric vehicle atau EV masih didominasi para pemain dari China dan Korea Selatan, seperti CATL dan LG Energy.

Berdirinya PT HLI Green Power dianggap sebagai pabrik baterai pertama di Asia Tenggara. Usaha patungan itu digagas LG Energy Solution bersama Hyundai.

IBC menyebut bahwa baterai kendaraan listrik sudah mulai diproduksi di Karawang.

Pertemuan diharapkan dapat mengikat investasi LGES senilai US$5,6 miliar dari hulu hingga ke hilir untuk ekosistem baterai mobil listrik.