Pemerintah akan menyesuaikan insentif pelatihan di Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) agar besar seperti insentif di program Kartu Prakerja.

Klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang dibayar BPJS Ketenagakerjaan naik 13% hingga Agustus 2024, tidak lepas dari maraknya PHK.

Pemerintah mengumumkan rancangan kenaikan manfaat JKP sebesar 45% dari upah terakhir dengan batas maksimum Rp5 juta selama 6 bulan berturut.

Iuran JKP atau tunjangan pengangguran adalah 0,46% dari total upah pekerja sebulan. Dari angka tersebut, 0,22% dibayarkan oleh pemerintah.

Pemerintah menyiapkan penerima manfaat JKP alias tunjangan pengangguran juga menjangkau pekerja Perjanjian Waktu Tertentu (PWKT).

Manfaat program JKP yang mulanya dibayar 45% dari gaji terakhir untuk 3 bulan dan 25% untuk 3 bulan berikutnya dinaikkan menjadi 45% untuk 6 bulan.

Indonesia memiliki program tunjangan pengangguran alias Jaminan Kehilangan Pekerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Pemerintah berencana menambah manfaat program JKP bagi korban PHK, yakni pemberian uang tunai 45% dari upah terakhir selama 6 bulan berturut-turut.

BPJS Watch menilai dana Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) masih cukup besar meskipun di tengah tren pemutusan hubungan kerja (PHK).

Menaker Ida Fauziyah mengungkapkan strategi pemerintah untuk mempertahankan jumlah penduduk kelas menengah yang saat ini mengalami tren penurunan.

Aksi nyata pemerintah dalam mengantisipasi krisis buruh formal beserta dampaknya terhadap pemasukan negara menyusul PHK pada industri tekstil dan lainnya.

Pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja berhak mendapatkan tunjangan pengangguran alias Jaminan Kehilangan Pekerjaan yang diselenggarakan BPJamsostek.

Bisnis, JAKARTA — Klaim jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) meroket di tengah badai pemutusan hubungan kerja, terutama di perusahaan rintisan alias startup.

Bagaimana cara dan syarat untuk mengajukan klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan? Cek di sini!

BPJS Ketenagakerjaan menyebut, klaim program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) meningkat tajam hingga 23.562,59 persen per Februari 2023.

Terdapat perbedaan jumlah pekerja yang mengalami PHK. Padahal, industri padat karya seperti sepatu terus merumahkan ribuan pekerjanya.