Bisnis, JAKARTA — AFSI meminta OJK membuat regulasi manfaat ekonomi atau bunga pinjaman khusus peer-to-peer (P2P) lending syariah.

Minat pemberi pinjaman individu pada platform teknologi finansial P2P lending terlihat kian menurun, menyusul merebaknya sejumlah kasus di industri ini.

Fenomena nasabah fraud kini menjadi momok bagi pelaku industri pembiayaan hingga peer-to-peer (P2P) lending.

finansial teknologi (fintech) kian berjaya seiring dengan pergeseran kebiasaan masyarakat pasca pandemi. Nilai transaksinya pun tumbuh fantastis.

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menegaskan peer to peer (P2P) lending bukan pinjol.

Grup digital bank BRI, PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) menambah penyaluran dana ke pinjol Danai.id menyasar perluasan kredit UMKM.

Cek legalitas pinjol bisa Anda lakukan melalui laman resmi OJK dan AFPI. Berikut cara lengkap cek pinjol legal OJK secara online.

PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) menjual sebagian saham anak usahanya di lini kawasan industri kepada Grup Djarum.

Sejumlah bank mulai menekan laju penyaluran kredit ke fintech P2P lending atau pinjaman online (pinjol).

OJK mengungkapkan hingga kini belum ada laporan realisasi penambahan modal Investree. Regulator pun terus memantau komitmen pemegang saham.

Sebanyak 15 penyelenggara fintech P2P lending atau pinjaman online (pinjol) memiliki kredit macet TWP90 di atas 5%

Pada Maret 2024, OJK mencatat sebanyak 54,46% borrower yang memiliki kredit macet pinjol berusia di bawah 34 tahun.

Kredit Pintar mencatatkan pertumbuhan pinjaman pada awal 2024 di wilayah Jawa Timur.

Fintech P2P lending PT Kreasi Anak Indonesia (GandengTangan) mencatat sebanyak 30% peminjam dana berasal dari luar Pulau Jawa.

Pergeseran peminjam (borrower) aktif fintech P2P lending dari semula berada di Pulau Jawa dan kini beralih ke luar Pulau Jawa.

OJK mencatat kondisi TWP90 P2P lending atau pinjol mencapai 2,93%. Rinciannya, kredit macet di wilayah Jawa sebesar 3,20%, sedangkan luar Jawa adalah 2,04%.