Surya Semesta (SSIA) membalikan rugi menjadi laba Rp228,41 miliar pada September 2024. SSIA mengincar laba 2024 Rp500 miliar dengan pendapatan Rp5,6 triliun.
Potensi peningkatan investasi asing, khususnya dari China, di sektor kendaraan listrik membawa angin segar bagi emiten kawasan Industri, SSIA dan KIJA.
PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) telah menerima dana Rp3,1 triliun dari penjualan saham PT Suryacipta Swadaya (SCS) kepada PT Anarawata Puspa Utama.
9 emiten dijadwalkan akan membayarkan dividen kepada para investor hari ini, Rabu (24/7/2024). Emiten-emiten tersebut termasuk BYAN milik Low Tuck Kwong.
Saham SSIA sudah naik 180,66% secara YtD setelah jadi pilihan BYD untuk lokasi pabrik dan masuknya entitas Grup Djarum. SSIA berpeluang memperbaiki kinerja.
Pembangunan pabrik motor listrik Yadea juga akan menciptakan multipplier effect, seperti terciptanya lapangan kerja baru hingga menyerap 3.000 tenaga kerja.
Investor global dan 4 direksi Surya Internusa (SSIA) rajin serok saham SSIA sebelum BYD masuk ke Subang. SSIA masih merugi Rp14,87 miliar pada kuartal I/2024.
BYD Motor Indonesia telah membeli lahan milik PT Surya Semesta Internusa (SSIA) untuk lokasi pabrik mobil listrik BYD. Intip target & kinerjanya pada 2024.
Selain 2 direksi, ada juga nama investor global yang rutin tambah saham SSIA. Namun, Surya Semesta Internusa Tbk. justru mengurangi saham SSIA yang dimilikinya.