Bank Mandiri bekali Pekerja Migran Indonesia diluar negeri dan keluarganya di Indonesia dengan ilmu kewirausahawan melalui Program Mandiri Sahabatku.

BP2MI bersama Polda Metro Jaya berhasil menyelamatkan 160 calon pekerja migran yang akan ditempatkan secara ilegal ke Timur Tengah.

Kementerian Ketenagakerjaan (kemenaker) menggagalkan penempatan 38 pekerja migran ke Timur Tengah yang akan berangkat melalui Bandara Soekarno-Hatta.

Jokowi meminta Kemenaker dan BP2MI untuk segera mempersiapkan pekerja migran Indonesia (PMI) dari sisi skill dan kompetensi.

Hingga kini, fasilitas kredit tanpa agunan atau KTA Bank BNI dari para PMI yang macet sekitar Rp2 miliar dari total KTA tersalurkan sejumlah Rp18 miliar.

BP2MI mengaku optimistis bisa mencapai target penempatan 150.000 pekerja migran Indonesia (PMI) hingga akhir 2022.

ARCO Human Resources Company membuka peluang bagi pekerja migran Indonesia yang ingin disalurkan kerja di Arab Saudi.

Sebanyak 2.686 calon pekerja migran Indonesia (CPMI) akan dikirim ke tiga negara yakni Korea Selatan, Malaysia dan Taiwan.

BP2MI mengungkapkan bahwa angka ideal anggaran adalah sebesar Rp900 miliar, atau tiga kali lipat dari saat ini.

Seluruh PMI yang diduga menjadi korban trafficking telah dipulangkan dengan jumlah mencapai 249 orang.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyetujui anggaran tambahan untuk BP2MI sebesar Rp5,5 miliar.

Kelima tersangka berinisial GL, KB, Ab, Abrt dan ACK. Dari lima orang tersebut, tiga di antaranya sudah ditangkap. Sedangkan dua tersangka lain masih diburu.

Awalnya, mereka akan diberangkatkan oleh PT Mitra Elang Berjaya. Akan tetapi, perusahaan tersebut diduga tidak memiliki izin penempatan PMI ke luar negeri.

BP2MI menemukan ada dua ASN di BP2MI yang melakukan penempatan nonprosedural dan maladministrasi terhadap 23 PMI dengan negara tujuan Polandia.

Sebelumnya upah yang diterima PMI di Taiwan NT$17.000 setara Rp8,4 juta (kurs Rp494), kini naik menjadi NT$20.000 atau sekitar Rp9,9 juta per bulan.