Harga komoditas logam emas, nikel, dan tembaga yang kompak menguat diproyeksi akan mendongkrak kinerja saham maupun fundamental emiten.

Sejumlah saham emiten nikel seperti ANTM, INCO, NCKL, MBMA, HRUM kompak menguat di tengah pelemahan IHSG.

Emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) resmi meraih perpanjangan izin operasi (IUPK) hingga 28 Desember 2035.

Filipina tampak kian serius untuk menggarap bisnis nikelnya. Pemerintah setempat mendorong sejumlah strategi untuk mendapatkan kue di industri nikel global.

Emiten jasa pertambangan dan kontraktor PT Hillcon Tbk. (HILL) megincar pertumbuhan pendapatan dari bisnis nikel dan batu bara pada 2024.

Melawan dominasi nikel China di Asia Tenggara, AS dan Filipina berkongsi dengan melibatkan negara ketiga.

Kinerja operasional Antam (ANTM) turun untuk produk emas dan feronikel akibat kondisi geopolitik dan ekonomi global sepanjang kuartal I/2024.

Laba bersih PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam anjlok 85,66% menjadi Rp238,37 miliar pada kuartal I/2024.

Profil Xiang Guangda, yang dijuluki sebagai Raja Nikel dunia yang rambah ke Indonesia

PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) akan melakukan rights issue sehingga MIND ID bisa menjadi pemegang saham mayoritas.

Pabrik yang dibangun melalui PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) ini merupakan pabrik kedua di lokasi , setelah pabrik pertama yang memproduksi feronikel rampung.

Adaa perusahaan tambang Australia di balik investasi Tsingshan di industri nikel Indonesia.

MBMA menjalankan program eksplorasi aktif yang berfokus pada delineasi penambahan sumber daya nikel di Tambang Nikel Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).

Emiten nikel PT Ifishdeco Tbk. (IFSH) menargerkan produksi bijih nikel menjadi sebesar 2,20 juta ton sepanjang 2024.

Investasi baru Tsingshan Holding terbit usai dua insiden ledakan di fasilitas smelter miliknya di Morowali belum lama ini.