PGN (PGAS) masih menunggu kepastian harga pasokan gas dari blok migas yang dioperatori Medco (MEDC) di tengah wacana penaikkan harga gas industri non-HGBT.

Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN tertekan seiring dengan urungnya kenaikan harga jual gas.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta PGN (PGAS) untuk tetap menahan harga gas industri saat ini

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN menyebutkan perlu dukungan pemerintah bagi kelangsungan usaha PGAS karena terdapat fluktuasi harga gas.

Menyusul penolakan usulan penaikan harga gas oleh pemerintah, proyeksi kinerja PGAS pun berubah.

SKK Migas menegaskan tidak menaikkan harga gas di sisi hulu di tengah keinginan PGN untuk mengerek harga jual gas mereka ke industri.

Rencana penaikan harga gas industri oleh PGN (PGAS) dinilai akan menimbulkan tekanan terhadap industri dan memicu sejumlah risiko, seperti PHK dan inflasi.

Pelaku bisnis berharap pemerintah berpihak dan memberikan kebijakan yang pro industri.

Seiring rencana PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN menaikkan harga, pelaku industri ancam beralih kembali menggunakan batu bara yang tak ramah emisi.

Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berencana mengerek harga gas industri Non HGBT pada 1 Oktober 2023 mendatang. Pelaku industri keberatan.

Rencana PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN menaikkan harga gas industri menjadi sumber kecemasan baru bagi pelaku industri.

Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) menyebut rencana PGN menaikkan harga gas industri berisiko tinggi bagi industri dalam negeri.

Kenaikkan harga gas membuat industri keramik tak menikmati banjir order dari sektor properti.

PGN tengah mengupayakan agar selisih alokasi gas dengan harga gas bumi tertentu (HGBT) yang tidak terserap dapat menjadi insentif perseroan.

PGN berencana menyesuaikan harga gas industri per 1 Oktober 2023. Komersialisasi harga gas bumi kepada konsumen ditentukan beberapa faktor.