Era suku bunga tinggi mau tak mau membuat perbankan harus bersiasat mengatasi peningkatan biaya dana.

BTN dan CIMB Niaga mengerem ekspansi kredit pada tahun ini seiring dengan tantangan likuiditas saat suku bunga acuan yang masih tinggi.

Likuiditas Bank Bumi Arta (BNBA) dilihat dari rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit rasio/LDR) mencapai level 76,72% per Maret 2024.

Muhammadiyah menarik dana simpanan di PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) untuk dialihkan ke bank lain. Lantas, seperti apa dampaknya pada likuiditas BSI?

OJK menyampaikan kondisi likuiditas bank mini atau bank-bank kecil di tengah tren suku bunga tinggi.

Likuiditas hingga penurunan daya beli masyarakat kelas menengah menjadi tantangan bisnis perbankan pada tahun ini.

BI berencana melonggarkan likuiditas senilai Rp81 triliun ke perbankan mulai 1 Juni 2024. Ini syaratnya.

Bank Danamon (BDMN) mengungkap sejumlah strategi dalam menjaga likuiditas di tengah kenaikan bunga acuan atau BI Rate.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan jika perbankan menghadapi tantangan likuiditas pada tahun ini.

Sejumlah bank mengalami penurunan raupan dana pihak ketiga (DPK) di tengah persaingan ketat dan era suku bunga tinggi.

LPS memberikan pesan kepada perbankan di Indonesia mengenai likuiditas dalam mengadapi tantangan ekonomi ke depan.

Di tengah likuiditas yang ketat, BTN mencatatkan DPK Rp349,93 triliun pada 2023 atau tumbuh 8,7% YoY. Kinerja itu memengaruhi target kredit 2024 di 12%.

Ketatnya likuiditas meru-juk pada kondisi di mana dana yang tersedia di sistem perbankan menjadi lebih terbatas dan sulit diperoleh.

Bank digital seperti Bank Amar dan Bank Jago berupaya menggenjot raupan pendanaan dari nasabah agar likuiditas semakin longgar.

Simpanan bank atau DPK tumbuh 3,04% yoy pada November 2023, melambat dibandingkan pertumbuhan DPK pada bulan sebelumnya atau Oktober 2023 di level 3,43% yoy.