Pelaku industri perbankan menyebut kondisi likuiditas masih ketat dan berharap suku bunga SRBI bisa menurun sejalan dengan penurunan BI Rate.

Penghimpunan simpanan atau DPK pada Agustus 2024 tumbuh 6,8% YoY, lebih lambat dibandingkan dengan Juli 2024 yang sebesar 7,7% YoY.

Bank BCA (BBCA) mengungkapkan tantangan terhadap likuiditas di tengah laju pertumbuhan kredit perbankan.

Pelaku industri perbankan masih akan bergelut dengan tantangan likuiditas, setidaknya hingga beberapa bulan ke depan sampai suku bunga BI turun lebih dalam.

Laporan Perkembangan Pasar Keuangan yang dirilis LPS mencatat industri perbankan stabil didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai.

Kinerja keuangan bank yang melambat di semester I/2024 juga mulai terlihat dari rasio-rasio kinerja keuangan bank.

Pada Juli 2024 dana pihak ketiga (DPK) bank tumbuh 7,72% secara yoy, melambat dibandingkan pertumbuhan 8,45% yang tercatat pada Juni 2024.

Laju pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan yang terus melambat membangkitkan kekhawatiran terhadap kondisi likuiditas industri ini.

Kelompok bank yang paling memanfaatkan insentif likuiditas dari BI adalah Bank BUMN dengan total realisasi 3,8% dari 4%

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan kondisi likuiditas perbankan terkini atau per Juli 2024.

Meski mendapat guyuran insentif likuiditas dari Bank Indonesia , tantangan likuiditas bank belum tentu serta-merta berakhir.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan guyuran likuiditas ini diberikan untuk bank-bank yang aktif menyalurkan kredit.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membeberkan alasan perseroan kerap melakukan penyesuaian suku bunga deposito.

Ekonom Indef Aviliani mengungkapkan tantangan saat Bank Indonesia (BI), pemerintah, dan bank berebut likuiditas.

Dirut BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan saat bank memiliki dana berlebih saat pengetatan likuiditas, bank kerap memilih memarkir dana di surat berharga.

Kinerja DPK perbankan ditopang oleh moncernya simpanan nasabah korporasi.