Kadin Indonesia membeberkan kondisi dunia usaha yang mengalami banyak tekanan eksternal sehingga membuat PMI manufaktur Indonesia terkontraksi ke level 49,3

Terutama di negara-negara Asia yang bergantung pada konsumen China, aktivitas manufaktur melambat, termasuk Indonesia.

Kontraksi PMI manufaktur salah satunya ditengarai adanya inkonsistensi kebijakan impor barang jadi atau produk hilir.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasmita mengatakan, terkontraksinya PMI manufktur Indonesia pada Juli 2024 disebabkan adanya kebijakan relaksasi impor.

Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2024 masuk ke zona kontraksi setelah bertahan di level ekspansi selama 34 bulan berturut-turut

Jumlah serangan ransomware global mengalami peningkatan hingga 18% YoY pada April 2024, dengan serangan terbesar salah satunya ke sektor finansial.

Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur RI tercatat merosot ke level 49,3 atau berada pada level kontraksi pada Juli 2024.

Kebijakan pelonggaran importasi serta ketidakselarasan kebijakan dinilai sebagai salah satu penyebab penurunan PMI manufaktur.

Investasi sektor manufaktur mengalami pertumbuhan signifikan sepanjang semester I/2024, berkebalikan dengan kondisi PHK massal sejak awal tahun ini.

Kementerian Investasi/BKPM melaporkan realisasi investasi industri manufaktur pada semester I/2024 naik 24,68% YoY.

Pengusaha Grafika meyakini stimulus yang ekspor dapat membuka keran pemasukan yang lebih besar.

Purchasing Manager’s Index atau PMI manufaktur publikasi S&P Global Market Intelligence pada Juni 2024 menunjukkan penurunan menjadi 50,7

Lalu lintas logistik di Jawa Tengah diproyeksikan bakal mengalami pertumbuhan signifikan.

Kemenperin mencatat nilai tambah manufaktur atau manufacturing value added (MVA) mencapai US$255 miliar atau setara dengan Rp4.119 triliun pada 2023.

Kinerja lapangan usaha industri pengolahan pada kuartal II/2024 tercatat melemah meski masih berada pada area ekspansif.