Akhir-akhir ini, marak kasus BPR bangkrut dan dicabut izinnya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lantas, bagaimana kinerja BPR pada 2023?

Terdapat penurunan sebanyak 33 BPR dalam setahun (2022 hingga 2023) menurut catatan LPS.

OJK melaporkan kemungkinan total 20 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang tutup pada 2024 karena fraud dan buruknya tata kelola.

Laporan keuangan bank-bank domestik milik asing hingga ketegangan Uni Eropa-China karena kereta cepat

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyematkan status bangkrut kepada 4 bank antara Januari-Februari 2024.

Pelaku usaha meyakini pasar UMKM tetap akan loyal dengan BPR dengan dan tidak akan beralih ke bank digital di tengah era digitalisasi

Izin usaha BPR Persada Guna dicabut oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 4 Desember 2023.

Sosok konglomerat di balik lima BPR dengan aset jumbo dan terbesar di Indonesia

Saat ini jumlah BPR sudah terlalu besar, sehingga OJK tidak akan menerbitkan izin baru untuk pendirian BPR.

Jumlah BPR/S yang berkantor pusat di Kaltim hanya 14, tapi memiliki jaringan kantor yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota.

Berdasarkan catatan OJK, jumlah BPR bangkrut dalam lima tahun terakhir lebih dari 100 bank.

Sepanjang tahun ini, bank yang bangkrut jumlahnya bertambah lagi. Berdasarkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), teranyar ada BPR Indotama UKM Sulawesi.

Industri BPR menunjukkan kinerja positif yang tercermin dari sisi pertumbuhan aset, dana pihak ketiga (DPK), hingga kredit atau pembiayaan.

Membaiknya fungsi intermediasi membuat aset BPR Intidana mencapai Rp1,03 triliun pada akhir 2020.

Pertumbuhan deposito di bank perkreditan rakyat atau BPR dihadapkan dengan risiko meningkatnya biaya dana dan koreksi margin akibat permintaan kredit yang masih rendah.