Surya Semesta (SSIA) membalikan rugi menjadi laba Rp228,41 miliar pada September 2024. SSIA mengincar laba 2024 Rp500 miliar dengan pendapatan Rp5,6 triliun.
DMAS, KIJA dan SSIA optimistis capai target prapenjualan 2024. Emiten kawasan industri juga dapat angin segar berkat target hilirisasi dan ekspansi manufaktur
Potensi peningkatan investasi asing, khususnya dari China, di sektor kendaraan listrik membawa angin segar bagi emiten kawasan Industri, SSIA dan KIJA.
PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) telah menerima dana Rp3,1 triliun dari penjualan saham PT Suryacipta Swadaya (SCS) kepada PT Anarawata Puspa Utama.
Data center masih menjadi penyumbang penjualan untuk DMAS. Di sisi lain, dua produsen mobil listrik BYD dan VinFast memilih Subang sebagai lokasi pabrik.
Kehadiran Starlink milik Elon Musk juga dikaitkan dengan rencana investasi Tesla. Namun, pemerintah telah mengendorkan rayuan bagi Tesla setelah BYD hadir.
Saham SSIA sudah naik 180,66% secara YtD setelah jadi pilihan BYD untuk lokasi pabrik dan masuknya entitas Grup Djarum. SSIA berpeluang memperbaiki kinerja.
Pembangunan pabrik motor listrik Yadea juga akan menciptakan multipplier effect, seperti terciptanya lapangan kerja baru hingga menyerap 3.000 tenaga kerja.