Bank Jatim (BJTM) akan menggelar RUPSLB pada Rabu 11 Desember 2024 untuk meminta restu melakukan penyertaan modal di Bank NTT dan Bank Sultra.

Diyakini pembentukan kelompok usaha bank tersebut akan berjalan lancar, memberikan hasil optimal, dan menjadi tonggak sejarah baru.

Bank NTT meneken nota kesepahaman pembentukan KUB bersama Bank Jatim (BJTM) pada awal pekan ini.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM/Bank Jatim) menyalurkan pembiayaan petani tebu senilai Rp24 miliar.

Bank Jatim juga telah melakukan proses Kelompok Usaha Bank (KUB). Sampai dengan September 2024.

PT Bank Pembangunan Daerah Lampung (Bank Lampung) juga mencatat laba bersih Rp92,75 miliar pada September 2024 alias kuartal III/2024.

Bank Jatim (BJTM) dan Bank BJB (BJBR) mendapatkan momentum positif untuk mendorong pertumbuhan berkat konsolidasi dengan BPD lain dan BPR milik pemerintah.

Bank Jatim (BJTM) telah efektif menjadi pemegang saham pengendali Bank NTB Syariah, bersama Pemerintah Provinsi NTB.

Seiring dengan berbagai upaya pemulihan kinerja Bank Banten (BEKS), Bank Jatim (BJTM) mengungkapkan rencana menjadi pengendali BEKS lewat skema KUB

Bank Jatim (BJTM) mengumumkan rencana negosiasi pengambilalihan saham Bank Banten (BEKS) dalam rangka pembentukan KUB.

Bank Jatim (BJTM) yakin turunnya suku bunga dapat membantu perusahaan berkembang positif hingga akhir tahun, baik dari sisi laba, kredit, maupun DPK.

Dadang Setiabudi pernah menjabat sebagai Direktur Teknologi Informasi & Operasi PT Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2018-2020.

Bank Jatim (BJTM) melaporkan kepada BEI mengenai aksi penyertaan modal kepada Bank NTB Syariah sebagai bagian dari pembentukan KUB.

Para penumpang bus Trans Jatim hanya perlu menyiapkan handphone kemudian membuka mobile banking dan melakukan scan terhadap barcode QRIS ketika membayar tiket.

Hingga Juni 2024, BJTM sukses menghimpun dana Simpeda Rp16,71 triliun atau sebesar 23,37% dari Simpeda nasional.

Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) mencatat jumlah saldo tabungan BPD tercatat tembus Rp71,65 triliun per Juni 2024.