Peluang korporasi untuk menerbitkan surat utang atau obligasi pada sisa tahun ini dibayangi berbagai risiko yang membuat investor wait and see.

DJPPR Kemenkeu akan segera merilis Surat Berharga Negara (SBN) ritel Sukuk Ritel seri SR021 yang estimasinya pada Agustus 2024.

AAUI mengatakan proyek pemerintah di Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak menggunakan asuransi syariah, meskipun dibiayai sukuk.

Pemerintah akan segera meluncurkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel Sukuk Ritel seri SR021 dalam waktu dekat, yang diestimasikan terbit pada Agustus 2024.

Ada sejumlah fakta menarik dan unik dari aktivitas emisi surat utang korporasi atau efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) korporasi pada paruh pertama 2024.

PTPP dan WIKA akan menghadapi utang obligasi jatuh tempo pada semester II/2024. Strategi pengelolaan kas kini tengah disiapkan keduanya.

Penggalangan dana melalui penerbitan obligasi korporasi tembus Rp63,4 Triliun sepanjang 2024. Adapun kini terdapat 40 emisi yang berada dalam pipeline BEI.

KPK menduga dana kelolaan PT Taspen senilai Rp1 triliun yang kini diperkarakan turut diinvestasikan ke dalam bentuk saham hingga sukuk atau obligasi syariah.

Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Sukuk Ritel (SR) seri SR021 yang akan ditawarkan pada Agustus mendatang

PT SMI berencana menerbitkan obligasi dan sukuk senilai total Rp619,35 miliar.

Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No 57/2011 dengan modal awal Rp100 miliar.

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel berencana menerbitkan obligasi dan sukuk senilai Rp3 triliun.

Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) akan menerbitkan surat utang yang terdiri dari obligasi dan sukuk dengan nilai total Rp500 miliar untuk membayar utang.

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel berencana menerbitkan obligasi dan sukuk senilai Rp3 triliun.

Pemerintah melalui DJPPR Kemenkeu membidik Rp10 Triliun dari lelang SBSN Rabu (19/6/2024) untuk membiayai APBN.