Penguatan aktivitas pabrik global pada bulan lalu memberikan sinyal bahwa yang terburuk telah terlewati.

Sumbangsih industri pengolahan atau manufaktur terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) kian tergerus sejak sedekade belakangan.

Realisasi pertumbuhan industri pengolahan atau manufaktur di bawah target, subsektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, hingga furnitur megalami kontraksi.

Kalangan pengusaha mewaspadai adanya stagnasi daya beli di tengah Purchasing Manager's Index atau PMI Manufaktur Indonesia yang ekspansif.

indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur China dari Caixin/S&P Global bertahan di 50,8 pada bulan Januari 2024.

PMI manufaktur Indonesia pada Januari 2024 membaik dan berada di zona ekspansi selama 29 bulan beruntun.

China,tampak masih dibayang-bayangi sejumlah hal yang diperkirakan dapat menekan laju pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

Indeks manufaktur Indonesia pada Desember 2023 menggenapkan ekspansi kegiatan pabrik sepanjang tahun lalu, sekaligus menjadi salah satu yang terbaik di Asia.

Kinerja manufaktur nasional diprediksi bergairah pada tahun 2024. Kemenperin menargetkan pertumbuhan kinerja industri manufaktur sebesar 5,80% pada 2024.

S&P Global mencatat Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia di level 52,2 pada Desember 2023 atau naik 0,5 poin dari November 2023.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang bakal sering memboyong pelaku industri lokal mengikuti pameran internasional, untuk membuka akses pasar.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang membantah adanya gejala deindustrialisasi. Sebaliknya, kondisi manufaktur dalam tren ekspansi.

Mata uang rupiah diprediksi didukung rilis data indeks PMI Indonesia November naik ke 51,7 dan inflasi 2,86%.

Kinerja saham emiten kendaraan listrik hingga efek natal dan tahun baru pada sektor manufaktur

Libur Nataru dianggap sebagai pemicu konsumsi masyarakat, permintaan produk manufaktur pun bakal terungkit.