Di masa kini setiap orang rata-rata memiliki dua pasang alas kaki, sehingga potensi pasar dalam negeri harus lebih dieksplorasi.

Melemahnya industri pakaian dan alas kaki memberi andil pada stagnasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga, sebagai komponen utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Data dari International Trade Center atau ITC menunjukan banjir impor sepatu asal China yang tembus US$961,34 juta pada 2023.

Hambatan akses lahan untuk pembangunan pabrik dan izin berusaha dinilai masih runyam sehingga membuat investor industri alas kaki ragu.

Pasar ekspor industri sepatu dalam negeri masih terbuka luas, terutama menyasar negara-negara yang tak dilibas produk China.

BATA didera penurunan produksi dan kerugian selama bertahun-tahun, akibat tren pasar yang berubah, serta ongkos produksi melonjak.

Kemenperin menilai langkah Sepatu Bata menutup pabriknya kurang tepat di tengah kondisi industri sepatu yang melaju

BATA kini tak lagi memproduksi sepatu, melainkan mengalihkan bisnis menggarap pasar ritel.

Kemenperin meminta produsen sepatu Bata untuk memperkuat bisnis di Indonesia menyusul tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta

Produsen sepatu PT Sepatu Bata Tbk (BATA) resmi menutup operasional pabrik sepatunya di Purwakarta usai mengalami kerugian sepanjang 4 tahun.

Tutupnya pabrik sepatu Bata menjadi cerminan bahwa kondisi industri alas kaki atau sepatu dalam negeri hingga kini masih tertekan.

Pabrik sepatu Bata di Purwakerta resmi berhenti beroperasi. Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) membeberkan tantangan di industri alas kaki saat ini.

Kebijakan Lartas Impor termasuk acuan Pertimbangan Teknis alias Pertek tengah dievaluasi kembali.

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyebut aturan larangan terbatas impor bahan baku dalam Permendag 36/2023 mulai berdampak pada produksi.

PMI Manufaktur yang terus berada pada level ekspansi tak bisa jadi cerminan cerahnya kondisi industri, apalagi seiring dengan bergugurnya industri padat karya.

Realisasi pertumbuhan industri pengolahan atau manufaktur di bawah target, subsektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, hingga furnitur megalami kontraksi.