Emiten BUMN Farmasi PT Indofarma Tbk. (INAF) masuk ke dalam papan pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran kinerja keuangan negatif.

Terdapat tujuh strategis bisnis yang disiapkan Indofarma (INAF) untuk memulihkan kinerjanya tahun ini.

Sejumlah emiten BUMN masih mencatatkan kerugian pada semester I/2023, seperti WIKA, Waskita, Garuda Indonesia, hingga Indofarma.

PT Indofarma Tbk. (INAF) mencatatkan kerugian yang lebih besar seiring dengan penurunan pendapatan pada semester I/2023.

Emiten BUMN farmasi, PT Indofarma Tbk. (INAF) menargetkan pendapatan sebesar Rp1,86 triliun dan laba Rp5,1 miliar untuk 2023.

Emiten BUMN PT Indofarma Tbk. (INAF) menganggarkan belanja modal atau capex sebesar Rp68 miliar dari dana Penyertaan Modal Negara (PMN).

INAF mengajukan pinjaman Rp157 miliar kepada entitas induk, PT Biofarma (Persero) untuk restrukturisasi.

Emiten sektor farmasi menorehkan kinerja yang beragam pada 2022, dengan Kalbe Farma (KLBF) mencatatkan pertumbuhan, sedangkan Kimia Farma (KAEF) menurun.

Emiten grup BUMN farmasi, PT Indofarma Tbk. (INAF), resmi merombak susunan Direksi dan Komisaris, menyusul pelaksanan rapat umum pemegang saham luar biasa.

Saham farmasi BUMN Indofarma (INAF) masuk dalam daftar top losers pekan ini dengan melemah 26,09 persen ke level Rp850 per saham.

Per September 2022, Indofarma (INAF) membukukan rugi bersih sebesar Rp183,11 miliar, turun signifikan dari laba Rp2,82 miliar pada kuartal III/2021.

Indofarma membukukan rugi bersih sebesar Rp90,71 miliar pada semester I/2022, turun signifikan dari laba Rp977,78 juta pada semester I/2021.

PT Indofarma Tbk. (INAF) menargetkan sebanyak 20 mitra KSO apotek dan ritel farmasi hingga akhir 2002.

Di persimpangan pandemi Covid-19 menjadi endemi, kinerja dua emiten farmasi, Kalbe Farma (KLBF) dan Indofarma (INAF) dipertaruhkan.

Pengembangan bisnis dan produk Indofarma (INAF) akan difokuskan kepada produk untuk prevalensi penyakit yang tinggi, ataupun kebutuhan alat kesehatan.