Tingginya impor migas masih menjadi tantangan bagi Indonesia untuk menuju swasembada energi.

Pertamax dengan kadar RON 90 hingga 96 (HS 27101224) menjadi komoditas menyumbang nilai impor terbesar, mencapai US$9,16 miliar pada Januari-September 2024.

Pemerintah tengah mencanangkan pembentukan cadangan penyangga energi (CPE) untuk mengantisipasi risiko fluktuasi harga minyak global hingga gangguan pasokan.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa devisa negara harus tergerus hingga Rp450 triliun untuk mengimpor minyak dan LPG.

Industri minyak harus menghadapi risiko naiknya permukaan air laut terhadap pengapalan global komoditas energi, bumerang dari emisi yang dihasilkannya.

Pertamina mengkaji opsi alternatif pelayaran untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan pasokan dan logistik minyak mentah di tengah eskalasi konflik Iran-Israel

Pemerintah menjajaki potensi impor minyak mentah alternatif untuk mengantisipasi risiko terganggunya pasokan minyak dari Timur Tengah akibat konflik Iran-Israel

Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar menyatakan konflik Iran vs Israel membuka peluang terhadap kenaikan harga minyak.

Kelompok OPEC+ diperkirakan akan memperpanjang pemangkasan produksi hingga kuartal II/2024 bahkan, sampai akhir tahun ini. Mampukah menopang harga lebih lanjut?

Berikut fakta terkait klaim Cawapres Gibran Rakabumin Raka mengenai keberhasilan program biodiesel B35 dan B40 dalam debat cawapres kedua

PDIP mengkritisi kinerja pemerintahan Presiden Jokowi yang selama hampir 10 tahun terakhir belum bisa mengatasi masalah ketergantungan impor.

Pemerintah menjajaki peluang impor BBM dan minyak mentah dari negara-negara lain untuk mengantisipasi dampak perang Israel dan kelompok milisi Hamas Palestina.

Kementerian ESDM dan Pertamina enggan bicara banyak soal rencana Jokowi mengimpor minyak mentah murah dari Rusia.

Menteri ESDM) Arifin Tasrif membantah pernyataan Menparekraf Sandiaga Uno terkait impor minyak mentah dari Rusia.

Menurut Energy Watch, pembelian minyak mentah dari Rusia mengandung risiko di tengah embargo Barat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor minyak mentah sepanjang Januari-Juli 2022 melesat 97,71 persen dari periode yang sama tahun lalu.