KAI tercatat telah mengangkut 4,8 juta ton peti kemas sepanjang Januari-Oktober 2024, lebih tinggi dibandingkan perolehan sepanjang 2023

KAI melaporkan peningkatan angkutan barang menggunakan kereta api sebesar 9,14% menjadi 57,14 juta ton barang sepanjang Januari-Oktober 2024

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatra Barat mencatatkan kinerja positif pada angkutan barang selama bulan Oktober 2024.

Secara umum, terjadi penurunan jumlah penumpang di seluruh moda transportasi secara bulanan pada September 2024. Jumlah angkutan kereta pun berkurang.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre III Palembang melaporkan volume angkutan barang sampai dengan periode triwulan III/2024 mengalami peningkatan positif.

KAI telah mengangkut 50.987.328 ton barang pada September 2024 atau meningkat 8% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 yang tercatat 47.174.683 ton.

BPS mencatatkan pertumbuhan angkutan barang baik udara, laut maupun kereta api sepanjang Juli 2024

Kemenhub menyatakan sebanyak 4.345 kendaraan angkutan barang melanggar aturan.

Pada periode Januari sampai dengan Juli 2024, KAI Divre II Sumbar mengangkut 1.171.090 ton barang, meningkat 11% dibanding periode yang sama tahun 2023.

BPS menyebut jumlah angkutan barang pada seluruh moda transportasi terpantau menurun secara bulanan pada Juni 2024.

Pertumbuhan angkutan barang pada moda kereta api pada Mei 2024 mencapai 9,81% secara bulanan atau month to month (mtm) dibandingkan April 2024.

Jumlah angkutan barang menggunakan kapal laut di 5 pelabuhan utama terpantau menurun secara bulanan pada April 2024.

Kemenhub, Korlantas Polri dan Kementerian PUPR menerapkan pembatasan angkutan barang Lebaran 2024 mulai besok 5 April 2024.

Pemerintah akan melakukan pembatasan operasional angkutan barang saat periode mudik Lebaran 2024 di ruas jalan dan tol.

PT Kereta Api Indonesia mendatangkan puluhan lokomotif berjenis GT38AC atau dikenal di Indonesia sebagai CC 205 yang efisien

PT KAI berniat menggenjot kinerja angkutan batu bara dengan memborong 54 lokomotif senilai Rp3,46 triliun.