Indonesia menjadi penerbit sukuk tertinggi di dunia yakni sekitar US$5 miliar atau sekitar Rp78,5 triliun.

Pemerintah mengantongi Rp24,22 triliun dari penjualan sukuk ritel SR021 didukung oleh animo tinggi masyarakat mengoleksi surat berharga negara.

Hasil penjualan SR021 penuhi ekspektasi pemerintah dengan animo masyarakat yang cukup tinggi.

Tingkat imbalan SR021diproyeksi menarik meski belum tentu lebih tinggi dibandingkan dengan penerbitan Sukuk Ritel seri sebelumnya. Berapa estimasi kupon SR021?

DJPPR Kemenkeu akan segera merilis Surat Berharga Negara (SBN) ritel Sukuk Ritel seri SR021 yang estimasinya pada Agustus 2024.

Pemerintah akan segera meluncurkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel Sukuk Ritel seri SR021 dalam waktu dekat, yang diestimasikan terbit pada Agustus 2024.

BNI (BBNI) optimis dapat meraup Rp1 triliun dari penjualan SR021.

Setelah penawaran Savings Bond Ritel seri SBR013 berakhir hari ini, Kamis (4/7/2024), pemerintah akan menerbitkan SR021

Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No 57/2011 dengan modal awal Rp100 miliar.

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel berencana menerbitkan obligasi dan sukuk senilai Rp3 triliun.

Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) akan menerbitkan surat utang yang terdiri dari obligasi dan sukuk dengan nilai total Rp500 miliar untuk membayar utang.

Penjualan Sukuk Tabungan seri ST012 dengan penjualan sebesar Rp19,05 triliun yang resmi berakhir hari ini, Rabu (29/5/2024).

Investasi syariah ST012 tidak hanya aman dijamin negara tetapi juga menawarkan imbal hasil yang lebih menarik daripada deposito bank.

Penjualan ST012 seri T2 dan T4 telah dimulai pada Jumat (26/4/2024) dengan kuota awal Rp10 triliun.

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel, Sukuk Tabungan Seri ST012T2 (tenor 2 tahun) dan Green Sukuk Ritel–Sukuk Tabungan Seri ST012T4 meluncur

Kupon ST012 pun mencapai rekor tertinggi 4 tahun terakhir dan lebih tinggi dari rata-rata deposito.