PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) memproyeksikan laba perseroan mencapai Rp160 miliar dengan penyaluran kredit mencapai Rp28,1 triliun pada September 2024.

BEI kembali mempertimbangkan relaksasi ketentuan terkait free float untuk perusahaan BUMN maupun swasta yang berencana melakukan IPO dengan target dana jumbo.

Peluang relaksasi ketentuan rasio free float kini sedang dikaji oleh BEI dan OJK.

BEI memperpanjang waktu pemenuhan minimum rasio free float sebesar 10% untuk evaluasi konstituen indeks IDX30, LQ45 dan IDX80 sampai Oktober 2025.

BEI tengah mengkaji kemungkinan revisi ketentuan free float selepas polemik Barito Renewables Energy (BREN) di indeks FTSE Russel.

PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) memberi klarifikasi usai sahamnya terdepak dari Indeks FTSE Russel.

Sejumlah sekuritas menyarankan wait and see untuk saham BREN selepas terdepak dari indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel.

Pengendali Bank IBK (AGRS) menjual sebanyak 250 juta lembar saham dengan harga Rp77 per lembar untuk memenuhi ketentuang free float.

Sejumlah investor bank mulai melakukan divestasi untuk memenuhi ketentuan regulasi serta merapikan portofolio. Langkah ini turut mengerek saham bank mereka.

Pengendali PT Bank Permata Tbk. (BNLI) yakni Bangkok Bank Public Company Limited melakukan transaksi pelepasan saham sebanyak 1,74 miliar lembar saham.

Terdapat dua transaksi crossing pada saham Bank Permata (BNLI) pada sepekan terakhir dengan nilai jumbo. BNLI tengah berupaya memenuhi ketentuan free float

Sejumlah saham, baik yang tercatat dalam Papan Pemantauan Khusus (Full Call Auction/FCA) hingga emiten delisting, menjadi koleksi Kejaksaan Agung.

BEI telah mengantongi 3 perusahaan lighthouse untuk IPO dengan kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun dan free float minimal 15%.

Bank Permata atau PermataBank (BNLI) telah mendapatkan perpanjangan waktu untuk memenuhi minimum saham free float dari OJK dan BEI.

Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja mengocok ulang sejumlah emiten dan saham di papan utama dan pengembangan dari lima klasifikasi papan pencatatan.

BEI mencatat 20 perusahaan dalam antrean IPO per 16 Februari 2024. Mayoritas calon emiten yang antre dalam pipeline IPO itu memiliki aset berskala menengah