Wall Street dipengaruhi penurunan klaim pengangguran mingguan AS menambah kekhawatiran mengenai suku bunga The Fed dan inflasi yang tinggi.

IHSG berisiko terkoreksi ke rentang 6.950 hingga 6.980 seiring dengan pelemahan bursa global.

Pasar saham global jatuh pada hari ini selasa (05/09/2023), dikarenakan data sektor jasa China yang lemah.

Wall Street beragam pada akhir perdagangan Kamis (31/8/2023) setelah rilis data inflasi AS sesuai perkiraan.

Wall Street naik di tengah kewaspadaan investor menunggu data inflasi dan pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).

Wall Street turun karena investor mempertimbangkan implikasi dari UU pagu utang, data ekonomi AS terbaru, dan sikap Federal Reserve.

Wall Street menurun karena beberapa anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) masih menilai adanya krisis likuiditas bank regional.

Saham UBS Group anjlok 7 persen setelah perusahaan tersebut mencaplok Credit Suisse senilai Rp49 triliun.

Berdasarkan data Ernst and Young (EY) aktivitas IPO global menukik tajam dengan turun hingga 45 persen dibanding tahun sebelumnya.

Wall Street cenderung melemah pada 2022 di tengah ketidakpastian ekonomi AS dan kenaikan suku bunga The Fed.

IHSG menjadi bursa terbaik di Asean, kedua terbaik di Asia, dan posisi ketujuh di dunia sepanjang 2022.

Wall Street menguat karena potensi kinerja keuangan korporasi yang melampaui prediksi analis pada kuartal III/2022.

IHSG diperkirakan bergerak pada level support 7.019 dan 7.048 serta resistance 7.131 dan 7.185.

IHSG akan bergerak di kisaran 7.048 - 7.186 dengan kecenderungan penguatan mengikuti bursa global.

Wall Street melonjak karena imbal hasil Treasury mundur dan investor menyambut kebijakan kejutan oleh Bank of England.