Sejumlah pakar mempertanyakan alasan uji klinis fase kedua Vaksin Nusantara besutan mantan Menkes Terawan Agus Putranto tetap dilaksanakan meski belum ada izin BPOM.
Vaksin Nusantara dibuat dengan berbasis sel dendritik yang merupakan pengembangan yang dipimpin Kementerian Kesehatan bersama tim peneliti Universitas Diponegoro.
Eks Menkes Terawan mengklaim bahwa vaksin Nusantara yang berbasis sel dendritik ampuh membentuk antibodi kepada masyarakat. Namun, BPOM belum memberikan lampu hijau..
Kepala BPOM Penny K. Lukito menyebut proses penelitian dan pengembangan vaksin Nusantara tidak memenuhi kaidah etika penelitian dan pengembangan vaksin.
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan memerinci Vaksin Nusantara tak dapat dibandingkan dengan vaksin yang sudah ada lantaran teknologi dan proses vaksinasinya berbeda.