Bisnis, JAKARTA — Negara-negara dengan kekuatan ekonomi utama membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mampu pulih dari resesi, yang konon akan melanda dunia pada tahun depan.…

Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis mengungkap bahwa dunia akan menghadapi resesi pada 2023. Simak penjelasannya.

PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) mengatakan pertumbuhan kredit perseroan didominasi oleh kredit modal kerja di sektor perdagangan bahan baku manufaktur.

Kondisi terburuk terkait inflasi diperkirakan belum akan berakhir dan berlanjut pada 2023. Berikut ramalannya.

OJK mengingatkan ada kerawanan sektor tertentu dalam kondisi global yang tidak menentu sehingga jangan euforia dalam bagi dividen perusahaan.

Konfederasi Industri Inggris atau CBI mengatakan output sektor swasta turun pada kuartal keempat dengan laju lebih cepat dari sebelumnya.

Apindo akan membuat perencanaan yang lebih konservatif pada tahun depan.

Chatib Basri menilai Amerika Serikat perlu mengalami resesi untuk mengatasi lonjakan inflasi.

Berikut 5 tantangan yang bakal dihadapi oleh perbankan pada 2023 menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Indonesia diproyeksi mampu membukukan pertumbuhan ekonomi di tengah bayang-bayang resesi global 2023.

Menjelang tahun 2023, Anda sebaiknya mengurangi berbelanja perabotan rumah atau pakaian yang tidak dibutuhkan. Simak tips menabung menjelang resesi.

Aksi menghindari aset berisiko di tengah ancaman resesi global berpeluang menopang kenaikan harga emas.

Resesi global dinilai berpotensi memberi berpengaruh pada penggelaran SKKL Echo-Biforst, karena hampir semua perangkat SKKL adalah impor.

Ini strategi Astra Sedaya Finance (ASF) dalam menghadapi tantangan ekonomi pada 2023, meski global dibayangi resesi.

Hantu resesi benar-benar nyata. Indeks keyakinan konsumen Inggris mendekati rekor terendah. Simak informasi selengkapnya.