Para ekonom memperkirakan Indonesia akan kembali mengalami deflasi pada September 2024, sehingga menjadi deflasi lima bulan beruntun.

Hingga Agustus 2024, penerimaan pajak baru mencapai Rp1.196,54 triliun atau 60,16% target tahun ini. Manufaktur dan perdagangan dinilai sebagai kunci pemulihan.

Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,18% pada 2025. Kenaikan konsumsi menjadi motor pertumbuhan ekonomi.

Gonjang-ganjing kelas menengah turun kasta semakin tergambar dari data terbaru, bahwa masyarakat terus makan tabungan dan daya belinya tertekan.

Permintaan domestik yang masih tertahan hingga turunnya jumlah kelas menengah membuat target penerimaan PPN dan PPnBM yang tinggi sulit tercapai.

Aspirasi Hidup Indonesia (ACES) berupaya menjaga pertumbuhan laba pada akhir tahun ini, sebelum perjanjian lisensi dengan ACE Hardware International berakhir.

Menurut OJK, postur APBN 2025 menopang pertumbuhan konsumsi, sehingga terdapat peluang industri asuransi jiwa untuk turut tumbuh.

Naiknya harga kebutuhan pokok yang menekan daya beli masyarakat dinilai turut berpengaruh terhadap kenaikan NPF Adira Finance belakangan ini.

Pemerintah seperti mendorong publik untuk terus berkonsumsi dengan berbagai insentif, padahal pendapatan riil masyarakat terus turun beberapa tahun tahun ini.

Fenomena deflasi empat bulan berturut-turtu cukup terpengaruh oleh tertekannya ekonomi kelas menengah, terutama dari sisi konsumsi.

Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad H. Wibowo mengatakan pemerintahan baru nanti akan memberdayakan pembiayaan sektor nonbank.

Deflasi di negara berkembang dinilai sebagai indikasi konsumsi rumah tangga melemah. Masalahnya, konsumsi menjadi kontributor dominan pertumbuhan ekonomi.

Pada 2024, sebanyak 81,49% penduduk adalah kelompok kelas menengah dan aspiring middle class. Belanja yang mereka lakukan menjadi penopang perekonomian.

Sebanyak 17,65 juta penduduk kelas menengah merupakan orang-orang di kelompok Gen Z dan Gen Alpha. Kegemaran mereka berbelanja turut menopang perekonomian.

Median pengeluaran kelas menengah hanya berjarak Rp806.178 di atas batas aspiring middle class, tetapi terpaut Rp7,06 juta untuk naik ke kelas atas.