Setidaknya terdapat 10 aspek yang berpotensi menambah beban pengeluaran masyarakat pada 2025, dari kenaikan PPN jadi 12%, asuransi TPL wajib, hingga UKT naik.
Saat PPN naik pada 2022, peningkatan beban belanja rumah tangga miskin lebih tinggi daripada rumah tangga terkaya. Hal serupa dinilai akan terjadi jika PPN 12%.
Menurut Bank Indonesia, menguatnya konsumsi hingga inflasi yang terjaga memberikan optimisme bahwa ekonomi Jakarta pada sisa akhir tahun ini dapat tumbuh ke 5%.
Pemerintah kerap menyampaikan bahwa PPN naik jadi 12% akan berlaku karena amanat undang-undang. Namun, kini muncul sinyal keputusan final di tangan Prabowo.
Sekelompok kelas menengah mengaku akan menunda pernikahan saat kondisi ekonomi tidak pasti, karena komitmen itu dinilai membutuhkan kestabilan finansial.
Berdasarkan riset Inventure, pengeluaran renovasi rumah dan skincare menjadi yang paling banyak dikurangi, sedangkan anggaran untuk nongkrong tetap terjaga.
Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi kuartal III/2024 masih positif karena ditopang konsumsi rumah tangga dan investasi, terutama dari kelas menengah atas.
Target penetrasi asuransi pada pemerintahan Prabowo terbilang tinggi. Demi mencapainya, masyarakat harus lepas dari tekanan konsumsi agar bisa belanja proteksi.
Tidak adanya credit scoring membuat siapapun bisa menggunakan paylater dengan leluasa, termasuk saat daya beli melemah. Risiko kredit macet membayangi.
Masih seretnya simpanan dari masyarakat kelas menengah, diiringi dengan pertumbuhan penyaluran pinjaman secara daring meninggalkan anomali pola konsumsi masyarakat. Hal ini…
Sinyal tekanan ekonomi seperti deflasi beruntun, fenomena makan tabungan, hingga jumlah kelas menengah turun membayangi masa awal pemerintahan Prabowo.
Deflasi 5 bulan terakhir diyakini terjadi karena turunnya pendapatan dan daya beli masyarakat. Namun, BPS menilai ada faktor turunnya harga pangan di sana.