PMI Manufaktur yang terus berada pada level ekspansi tak bisa jadi cerminan cerahnya kondisi industri, apalagi seiring dengan bergugurnya industri padat karya.
Laporan S&P Global menunjukkan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur RI berada pada level 54,2 atau naik 1,5 poin dibandingkan 52,7 pada bulan sebelumnya.
Kemenperin beralasan indeks manufaktur menyasar responden dari banyak subsektor, karena itu bisa tak sejalan dengan banyaknya pabrik padat karya yang tutup.
Realisasi pertumbuhan industri pengolahan atau manufaktur di bawah target, subsektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, hingga furnitur megalami kontraksi.