Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2024 masuk ke zona kontraksi setelah bertahan di level ekspansi selama 34 bulan berturut-turut

Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur RI tercatat merosot ke level 49,3 atau berada pada level kontraksi pada Juli 2024.

Kebijakan pelonggaran importasi serta ketidakselarasan kebijakan dinilai sebagai salah satu penyebab penurunan PMI manufaktur.

Purchasing Manager’s Index atau PMI manufaktur publikasi S&P Global Market Intelligence pada Juni 2024 menunjukkan penurunan menjadi 50,7

Para raksasa industri menerapkan pembatasan melalui berbagai cara, perang dagang AS-China pun berimbas terhadap banjirnya impor di Indonesia.

Kadin Indonesia mendesak pemerintah untuk menggenjot insentif industri manufaktur, seiring melambatnya PMI manufaktur pada Juni 2024.

Para pelaku usaha manufaktur masih melihat pergerakan nilai tukar rupiah untuk melakukan ekspansi ke depan.

Para pelaku usaha industri padat karya seperti tekstil mengingatkan pemerintah untuk fokus menerapkan restriksi impor, guna mendongkrak kinerja manufaktur.

Baik buruk atas perpanjangan restrukturisasi kredit Covid-19 hingga industri keuangan antisipasi risiko judi online

Dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) tercatat 23 subsektor industri, 22 di antaranya masih berada di fase ekspansi

DPR RI menilai proteksi impor terutama untuk produk tekstil diperlukan, agar kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB bisa terjaga.

Pelaku industri menilai kebijakan proteksi baik produk legal maupun ilegal lemah, mengorbankan industri domestik eksisting. Hal ini makin melemahkan kontribusi.

Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) tercatat sebanyak 10.800 pekerja tekstil kena PHK dari 5 pabrik pada periode Januari-Mei 2024.

Manufaktur China tengah mencari cara untuk memperbaiki rantai pasok, terutama mendekati kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Pelaku industri mesin dan logam dasar menilai target pertumbuhan manufaktur sulit digapai, mengingat tren kontribusi cenderung melemah.