Bisnis, JAKARTA — Laba bersih PT Sampoerna Agro Tbk. dalam 9 bulan 2021 melonjak hingga lebih dari 2.000%. Hal ini terdorong oleh penjualan yang naik signifikan.n

emiten berkode saham SGRO itu mencatatkan laba bersih senilai Rp509,66 miliar pada semester I/2021.

Sejumlah emiten perkebunan mengungkapkan tidak terlalu terdampak dari kebijakan moratorium sawit ini. Pasalnya, mereka tidak memiliki rencana untuk melakukan pembukaan lahan…

SGRO menargetkan pertumbuhan produksi TBS di kisaran 16 persen-19 persen hingga akhir 2021.

Perseroan belum mengindikasikan adanya rencana pembukaan lahan baru apabila moratorium sawit diangkat.

SGRO optimistis kinerja akan semakin baik pada semester II/2021 karena ditopang oleh dua faktor, yakni harga jual CPO sedang berada di level yang tinggi dan bea ekspor yang…

Salah satu pendorong kinerja SGRO adalah iklim industri sawit dari dalam dan luar negeri yang kian cerah.

Bea keluar yang terlalu tinggi pun dapat membatasi peluang emiten untuk mendulang pertumbuhan kinerja yang impresif.

Perseroan tengah mencari momentum yang tepat untuk kembali menerbitkan surat utang baru yang ditargetkan pada tahun ini.

Penguatan harga CPO dan peningkatan kinerja pada 2021 membuat saham emiten perkebunan cukup atraktif untuk dikoleksi.

CEO Sampoerna Agro Budi Halim mengatakan bahwa lonjakan penjualan pada kuartal I/2021 didukung penjualan minyak sawit secara tonase yang meningkat dan harga jual rata-rata…

Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang memanas menjadi berkah bagi PT Sampoerna Agro Tbk. Profitabilitas yang meningkat pada kuartal I/2021 diharapkan berlanjut…

Lonjakan terbesar terjadi di wilayah Sumatra Selatan yang mencatat peningkatan produksi TBS sebesar 54 persen atau mencapai 320.591 ton.

Kenaikan laba utamanya ditopang oleh penjualan perseroan.

Penurunan kinerja SGRO terjadi di saat sejumlah emiten perkebunan CPO berhasil mencetak kinerja yang cukup baik pada 2020 seiring dengan tren harga komoditas CPO global yang…