Kemendag angkat bicara terkait dengan nasib Satuan Tugas (Satgas) Impor Ilegal yang akan berakhir tugasnya pada Desember 2024.

Kemendag tengah menggodok formula aturan terkait pemusnahan barang impor ilegal yang masuk ke Indonesia, termasuk yang bisa memberikan keuntungan bagi negara

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memperkirakan volume impor tekstil dan sepatu ilegal ke pasar domestik mencapai 2 juta pasang per hari.

Kejagung diminta untuk membongkar seluruh kasus impor termasuk beras dan daging di era Enggartiasto hingga Gobel, tak terbatas pada kasus Tom Lembong

Bea Cukai telah melakukan 122 kali penindakan terhadap kegiatan importasi produk kosmetik ilegal sejak Juni-September 2024.

Satgas Barang Impor Ilegal mengamankan 970 item atau sekitar 415.000 pcs lebih produk kosmetik impor ilegal senilai Rp11,44 miliar.

Mendag Zulhas menyatakan Satgas Impor Ilegal yang dibentuk pada Juli 2024 akan selesai bertugas pada Desember 2024. Bagaimana nasib ke depannya?

Kemendag menyatakan pemberantasan produk impor ilegal perlu menjadi prioritas, karena hingga saat ini barang impor ilegal masih membanjiri Indonesia.

Satgas impor kembali mengamankan barang impor ilegal untuk ketiga kalinya dengan total nilai barang mencapai Rp20,22 miliar.

Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) merespons soal besaran bea masuk anti dumping (BMAD) produk keramik impor di bawah 100% yaitu sekitar 45%-50%.

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) membeberkan kondisi bisnis department store belakangan ini tengah lesu hingga sejumlah gerai tutup.

Kemenkop UKM membeberkan sederet kerugian yang harus ditanggung negara dari maraknya produk impor ilegal, termasuk impor tekstil ilegal.

Banyak warga negara asing (WNA) menjalankan bisnis barang impor ilegal di mal-mal dan pusat grosir, seperti Tanah Abang dan Mangga Dua.

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menilai pemberantasan barang impor ilegal di pasaran akan sulit.

Kekuatan besar di balik selundupan barang impor disebut menjadi biang kerok ambruknya industri padat karya dalam negeri.

Kemendag dan Satgas Impor menemukan celah yang bisa dimanfaatkan oleh mafia impor dalam menjalankan bisnisnya melalui perusahaan logistik.