Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan terdapat 97 rencana penghimpunan dana pipeline IPO OJK, dengan nilai Rp24,7 triliun.

Bisnis, BANDAR LAMPUNG — BUMN pembiayaan perumahan, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF berencana akan menerbitkan obligasi sekali lagi di 2024.

Sejumlah korporasi menyiapkan kuda-kuda untuk menghimpun pendanaan dipasar modal jelang akhir tahun, baik dengan menerbitkan saham maupun obligasi.

Pefindo menilai penerbitan obligasi korporasi akan menjadi pilihan bagi korporasi untuk mendanai kebutuhan modal kerja di era suku bunga rendah.

OJK melaporkan nilai penawaran umum di pasar modal telah mencapai Rp133,12 triliun dari 134 pendaftaran per 23 Agustus 2024.

Sektor emiten yang merespons baik ditahannya suku bunga hingga untung GOTO dan BUKA hasil investasi dari dana IPO.

BEI mencatatkan masih ada 21 perusahaan yang masih berada dalam pipeline IPO. Adapun 2 diantaranya merupakan perusahaan dengan aset di atas Rp250 miliar.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman berharap Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mampu memboyong BUMN untuk IPO.

Emiten anyar PT Gunanusa Ekamandiri Tbk. (GUNA) membidik kenaikan pendapatan menjadi Rp1,5 triliun atau naik 6% sepanjang 2024.

Saham PT Gunanusa Eramandiri Tbk. (GUNA) di buka menyentuh Auto Rejection Atas (ARA) ke level Rp202 per saham pada hari IPO.

Emiten milik anak Tommy Soeharto PT Infra Golflink Resorts Tbk. (GOLF) membidik pertumbuhan EBITDA sebesar 20% sepanjang 2024.

Saham PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA) mengalami oversubscribed sebanyak 12,9 kali pada masa penawaran saham alias IPO.

Saham anak Tommy Soeharto, PT Intra Golflink Resorts Tbk. (GOLF) di buka menyentuh Auto Rejection Atas (ARA) ke level Rp270 per saham pada hari IPO.

BEI membantah tren harga IPO yang boncos disebabkan karena investor ragukan prospek kelangsungan usaha emiten.

anggapan BEI soal marak saham IPO boncos semester I/2024 diakibatkan faktor internal seperti fundamental kinerja dan faktor eksternal yakni ekonomi makro.

Pasar saham yang tidak transparan serta banyaknya influencer yang mempromosikan keuntungan di pasar kripto