PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) menargetkan perolehan laba pada 2024 seiring dengan rencana memacu lini bisnis non AKAP.

Pertumbuhan permintaan saat mudik Lebaran tentunya turut menggeber kinerja perusahaan transportasi seperti Garuda Indonesia hingga Blue Bird.

Beberapa emiten yang tergabung dalam sektor transportasi dan logistik masih mengencangkan ekspansinya kendati dibayangi beban kenaikan harga BBM.

PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) menargetkan pendapatan tumbuh 25 persen pada 2023 seiring dengan meningkatnya permintaan transportasi bus.

PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. akan mulai mengoperasikan bus listrik di BSD City per Oktober 2022.

Bos Eka Sari Lorena Transport memberikan saran terkait dengan rencana subsidi konversi kendaraan listrik.

Eka Sari Lorena melakukan penyesuaian tarif bus usai Kemenhub menetapkan tarif AKAP beberapa waktu lalu.

Kemenhub perlu segera menjaga laju tarif bus AKAP usai harga BBM naik agar tidak terjadi lonjakan yang terlalu tinggi dan memberatkan penumpang.

Eka Sari Lorena menyatakan tarif bus AKAP naik hingga Rp40.000 akibat harga BBM naik.

Bus Lorena (LRNA) dan Blue Bird (BIRD) buka suara soal rencana kenaikan harga dan pembatasan BBM subsidi.

PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) membeli 1 bus listrik dan 1 bus double decker lagi. Bus listrik masih di Shanghai, China, sementara double decker di karoseri Laksana.

Eka Sari Lorena meyakini dapat mencapai kenaikan pendapatan hingga 20 persen pada akhir tahun ini.

Struktur biaya Lorena (LRNA) bakal turut terkerek akibat kenaikan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax karena bakal turut meningkatkan harga suku cadang.

Penjualan bus sepanjang tahun ini, hingga Agustus, tercatat mengalami kontraksi dibandingkan dengan tahun lalu. Sektor otomotif ini masih jauh dari pemulihan.

Perseroan melihat peluang di tengah kondisi pandemi. Menurut menurut perhitungan awal, industri angkutan limbah medis dapat memberikan profit margin yang cukup besar bagi…

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, LRNA mencatatkan pendapatan sebesar Rp65,04 miliar turun 47,78 persen dibandingkan dengan 2019 yang mencapai Rp124,57 miliar.