Kementerian Perindustrian mengajukan stimulus untuk memastikan manufaktur tetap berjalan di tengah tekanan pandemi virus corona.

Pemerintah perlu mewaspadai kerawanan pencurian atau pembobolan data nasabah di perusahaan teknologi finansial.

Belum adanya peraturan khusus yang mengatur secara komprehensif bisnis fintech, menjadi salah satu celah yang dimanfaatkan para pelaku usaha fintech ilegal.

Para pelaku usaha fintech ilegal sengaja memanfaatkan tekanan ekonomi yang dialami sebagian masyarakat ketika wabah corona merebak di Indonesia.

Pinjaman yang dijajaki adalah fasilitas pendanaan dengan tenor lima tahun dengan margin bunga 72 basis poin di atas suku bunga acuan dan tingkat tertinggi bunganya mencapai…

Sektor IKMA juga merupakan industri yang cukup banyak menyerap tenaga kerja. Total tenaga kerja IKMA pada 2019 berada pada angka 10,8 juta orang dengan nilai produksi lebih…

Sejauh ini, operator penerbangan di AS menjadi yang paling aktif meminjam dan sejauh ini meraup total US$12,5 miliar.

Toyota Motor Corp. dikabarkan tengah mencari pinjaman senilai 1 triliun yen (US$9 miliar) dari Sumitomo Mitsui Banking Corp. and MUFG Bank Ltd.

Percepatan pencairan pinjaman dibutuhkan agar pelaku usaha tetap dapat produktif pada saat kondisi perekonomian tertekan oleh ancaman wabah virus corona (Covid-19).

Sebanyak 150 miliar euro akan diperuntukkan penananganan wabah. Sementara itu, dana penyelamatan dan pendanaan korporasi dapat mencapai 200 miliar euro.

Belum terjamahnya kelompok masyarakat dengan kategori unbanked terhadap pinjaman pendidikan oleh bank konvensional, menjadi peluang tersendiri bagi pelaku fintech.

Meningkatnya kebutuhan pinjaman pendidikan di Indonesia menjadi ceruk dan peluang bisnis tersendiri bagi pelaku usaha fintech.

Pinjaman tersebut akan digunakan untuk dua program prioritas pemerintah, yakni kompetensi SDM dan inklusi keuangan.

Secara lebih rinci, perjanjian pinjaman luar negeri yang telah ditandatangani oleh Indonesia terdiri dari 4 pinjaman multilateral dan 2 pinjaman bilateral.

Terdapat lima faktor yang menyebabkan laju NPL di industri tekfin nasional terus meningkat