Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mengkaji rencana pemberian insentif pengurangan tarif pajak pada proyek panas bumi.

Pemangkasan perizinan dibutuhkan untuk mengurangi keraguan investor saat ingin berinvestasi di Indonesia

Jokowi mengaku heran dengan prospek lambat masuknya investasi ke sektor energi, khususnya tenaga panas bumi atau geothermal di Indonesia.

Pertamina Geothermal (PGEO) tengah mengejar commisioning proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 pada Desember tahun ini.

Kementerian ESDM menyebut, relaksasi aturan TKDN proyek ketenagalistrikan akan mendorong berjalannya proyek-proyek panas bumi senilai total Rp49 triliun.

Pemanfaatan sumber daya panas bumi untuk keperluan energi listrik di Indonesia masih minim meski potensi sumber dayanya melimpah.

Kementerian ESDM masih menunggu hasil kajian terkait pemberian keringanan pajak untuk proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Kementerian ESDM menargetkan bakal mendapat pemenang lelang untuk Blok Panas Bumi Nage di Nusa Tenggara Timur pada tahun ini.

PT Supreme Energy memperkirakan investasi untuk pengembangan lanjutan PLTP Unit-2 Muara Laboh mencapai hampir US$500 juta atau sekitar Rp8,08 triliun.

Garibaldi 'Boy' Thohir memberikan kisi-kisi mengenai rencana IPO lini bisnis energi terbarukan Adaro Energy (ADRO) seperti PLT Hydro berkapasitas 1,3 Gigawatt.

Rekomendasi tarif listrik baru PLTP Muara Laboh & Rajabasa diajukan BPK ke ESDM

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) melakukan sejumlah pengembangan kapasitas listrik seiring dengan prospek cerah EBT.

PLN tengah menunggu persetujuan amendemen perjanjian jual beli listrik (PJBL) PLTP Unit-2 Muara Laboh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Negosiasi amendemen tarif listrik PLTP Unit-2 Muara Laboh dan PLTP Rajabasa antara Supreme dan PLN telah rampung.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) bersama dengan PT PLN Indonesia Power (IP) menjalin kemitraan PLTP.

PLTP Kamojang resmi menjadi penghasil hidrogen hijau (green hydrogen) berbasis panas bumi pertama di Asia Tenggara.