Sejumlah emiten batu bara seperti PTBA, ITMG, BUMI, ADRO berpotensi meningkatkan produksinya pada 2024 seiring dengan proyek harga yang lebih stabil.

PTBA mengindikasikan peningkatan produksi pada 2024 seiring dengan pertumbuhan kapasitas angkutan kereta batu bara hingga 52 juta ton.

Antam (ANTM) dan PTBA melakukan sederet transformasi seiring dengan komitmen Pemerintah mencapai Net Zero Emission pada 2060.

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) memprediksi harga batu bara pada 2024 berkisar US$130-US$140 per ton, turun dari rerata per September 2023 senilai US$185 per ton.

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menyampaikan peluang kembali memberikan dividen dari tahun buku 2023 kendati harga batu bara menurun.

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) mengejar target volume produksi batu bara 41 juta ton pada 2023 dan akan meningkatkannya pada 2024.

Kinerja tiga emiten tambang BUMN yakni PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), hingga PT Timah Tbk. (TINS) beragam 5 tahun terakhir.

Analis memperkirakan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dapat mencetak laba bersih Rp4,8 triliun di akhir 2023.

Sejumlah investor kakap, terekam mengurangi kepemilikan sahamnya di tubuh BUMN batu bara yakni PT Bukit Asam Tbk. (PTBA).

PTBA mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,8 triliun selama Januari-September tahun ini, turun 62% dibandingkan Rp10 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) resmi menjalin kerja sama untuk angkutan batu bara di dua jalur.

PTBA telah menerapkan praktik pertambangan yang baik dengan program-program dekarbonisasi, untuk mendukung pemerintah mencapai target net zero emission.

PTBA penerapan prinsip GCG salah satunya dilakukan melalui Whistleblowing System (WBS).

Sama-sama tercatat sebagai investor kakap di saham-saham batu bara ADRO, ITMG, PTBA, dkk, BlackRock dan Vanguard memilih sikap yang berbeda.

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) membukukan penurunan kinerja. Meski demikian, terdapat beberapa dorongan yang mampu memberikan tenaga hingga akhir paruh kedua