Kinerja ekspor besi dan baja (HS 72) RI ke China memiliki proporsi terbesar yakni 68,67% dengan nilai US$18,34 miliar sepanjang 2023

Ekspor baja dan besi Indonesia mengalami penurunan pada tahun lalu. Kondisi ini disebut karena terkait dengan China.

Bagi industri besi dan baja, neraca komoditas menjadi angin segar untuk memenuhi kebutuhan substitusi impor berbagai jenis produk.

Emiten pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) atau Spindo berkomitmen membagikan dividen.

PT Krakatau Posco, perusahaan patungan antara PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) dan Posco Korea akan menambah kapasitas produksi baja.

Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) memproyeksi pertumbuhan produksi baja ringan pada tahun 2024 terungkit hilirisasi industri.

Anak Usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., Krakatau Posco akan menggelontorkan investasi US$3,3 miliar untuk menambah kapasitas produksi bahan baku bajanya.

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) menargetkan fasilitas pabrik yang rusak kembali beroperasi normal pada 2024.

PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) akan terus mencoba peluang pasar ke Eropa

Wapres Maruf Amin meminta produksi baja digenjot karena dalam 5 tahun terakhir kebutuhan baja meroket hingga 40 persen

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) mengungkap strategi yang digodok untuk menjagata stabilitas permintaan ekspor.

Pembatasan impor baja dan pulihnya sektor properti berdampak langsung terhadap produksi baja nasional.

Harita Nickel (NCKL) bocorkan akan membangun pabrik stainless steel dengan nilai investasi mencapai US$1 miliar atau setara Rp15 triliun.

Sanggar Sarana Baja (SSB) yang merupakan anak usaha ABMM bakal menggenjot ekspor produk baja ke Australia pada tahun ini.

World Steel Association memproyeksikan permintaan baja global pada 2023 setidaknya akan tumbuh sebesar 1,1 persen.