Pelaku usaha beras menyambut baik penetapan HPP gabah yang baru, tetapi tidak dengan petani yang merasa kecewa.

Pemerintah resmi menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah dan Beras di tingkat petani per 5 Juni 2024 sebesar Rp6.000 per kilogram.

Perum Bulog menyebut harga gabah di tingkat petani naik seiring dengan berakhirnya panen raya.

Petani mengusulkan agar pemerintah menaikkan harga gabah yang sedang anjlok akibat panen raya karena tak sebanding dengan harga beras yang tinggi.

Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab serapan gabah petani cuma 633.000 ton hingga April 2024.

Bulog menjelaskan serapan gabah yang masih rendah meski ada panen raya.

Penyerapan gabah oleh Perum Bulog hingga 14 April 2024 turun drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kebijakan HPP gabah naik menjadi Rp6.000 per kg berisiko membuat harga beras naik dan petani susah raih untung.

Pemerintah resmi menaikkan harga gabah atau HPP gabah dan beras mulai 3 April 2024 hingga 30 Juni 2024. Berikut ini besarannya.

Jokowi menegaskan bahwa pemerintah masih mengkaji terkait dengan rencana kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah petani.

Harga beras yang terus mencatatkan kenaikan hingga melampaui HET tidak lantas membuat petani mendapatkan keuntungan berlimpah. Apa penyebabnya?

Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada Maret 2024 turun 7,24% secara bulanan menjadi Rp6.736 per kilogram. Bagaimana dengan harga beras?

Naiknya harga GKP itu terpantau di Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, dan Pasaman.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur memproyeksikan produksi beras di Jatim mulai September - Desember mencapai 1.293.452 ton, surplus 248.100 ton.

Bapanas membantah dugaan adanya monopoli gabah petani oleh PT Wilmar Padi Indonesia.

Badan Pangan Nasional meminta Bulog untuk aktif serap gabah dari petani sejalan dengan harga yang anjlok.