Satu bulan menjabat, Prabowo langsung memerintahkan jajarannya untuk menghemat APBN. Di balik instruksi itu, ratusan triliun utang jatuh tempo harus dilunasi.
Ekonom memperkirakan utang pemerintah di era Prabowo Subianto berpotensi semakin bertambah besar menjadi Rp12.893,96 triliun dalam lima tahun mendatang.
Berdasarkan catatan BPK, terdapat utang Rp100 triliun dalam bentuk SBN yang dibeli BI berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKBI) II yang jatuh tempo pada 2025.
Maybank Indonesia memperkirakan utang luar negeri pemerintah akan naik sekitar 8,8% dengan rasio terhadap PDB terjaga di sekitar 31% hingga akhir tahun.
Pembentukan Badan Penerimaan Negara (BPN) dan transformasi transformasi birokrasi dapat menjadi solusi atas besarnya porsi pembayaran utang dalam APBN.
Utang pemerintah kepada pihak asing tercatat senilai US$194,3 miliar, berdasarkan buku Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi September 2024.
Posisi keseimbangan primer yang negatif, menurut Kantor Staf Presien, menyebabkan Indonesia masih mengambil utang baru untuk membayar cicilan utang eksisting.