Pilah-pilih saham lapis dua likuid dengan valuasi mercy harga bajaj ala Lo Kheng Hong.

Kalangan sekuritas masih memiliki target harga yang tinggi untuk saham emiten media Hary Tanoe Media Nusantara Citra (MNCN).

Merger PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dengan PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) milik Hary Tanoe dan Lo Kheng Hong belum mendapatkan restu pemegang saham.

PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) mendapatkan hak siar eksklusif UEFA European Football tahun 2024 dan 2028.

Masa kampanye Pemilu 2024 akan menjadi sentimen positif bagi emiten media, seperti PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) dan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN).

Emiten jagoan Lo Kheng Hong BMTR terpantau mengutak-atik kepemilikan di MNCN hingga MSIN.

Anak Hary Tanoesoedibjo beberkan penyebab terjadinya penurunan signifikan harga saham MSIN baru-baru ini.

Aksi merger PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) dengan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) diyakini dapat menambah valuasi perusahaan Hary Tanoe.

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menilai implementasi analog switch off (ASO) telah memberikan dampak terhadap menurunnya pendapatan MNCN.

Tiga emiten milik Hary Tanoe, Media Nusantara Citra (MNCN), Global Mediacom (BMTR), dan MNC Asia Holding (BHIT) terekam melakukan transaksi saham pekan lalu.

PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) menjadi satu-satunya emiten di bawah portofolio Hary Tanoesoedibjo yang membagikan dividen pada tahun ini.

Sejumlah investor internasional seperti Vanguard, BlackRock hingga JP Morgan bakal kebagian dividen dari emiten Hary Tanoesoedibjo yakni MNCN.

MNCN sebagai pemegang hak siar timnas Indonesia selama 2023 diproyeksikan akan mencetak kenaikan pendapatan iklan. Harga saham pun berpeluang terapresiasi.

Saham MNCN melesat seiring dengan keputusan Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang menetapkan hak siar pertandingan timnas Indonesia sepanjang 2023.

Sektor media diperkirakan tidak lagi mencecap manisnya iklan politik Pemilu 2024 seperti Pemilu periode sebelumnya. Hal tersebut kemungkinan berlaku bagi MNCN.

Pergeseran generasi pemilih saat pemilu dikhawatirkan investor maupun analis menggoyang daya tarik emiten media pengelola TV, seperti MNCN dan SCMA.