Ada titik terang untuk saham unggas Charoen Pokphand (CPIN) dan Japfa Comfeed (JPFA) pada awal 2024 didorong sejumlah sentimen.

Investor kakap BlackRock Cs mengutak-atik kepemilikannya di emiten unggas Indonesia, Charoen Pokphand (CPIN) dan Japfa (JPFA) jelang pergantian tahun.

Kinerja Japfa (JPFA) yang semakin membaik menemui momentumnya dengan penurunan harga jagung di pasar dunia.

Laba bersih emiten unggas, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) turun hingga kuartal III/2023, menjadi sebesar Rp937,25 miliar.

Tekanan pada kinerja emiten unggas Charoen Pokphand (CPIN) dan Japfa Comfeed (JPFA) disinyalir segeraa berakhir.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) membidik pasar ekspor Malaysia. Langkah ini ditempuh usai perseroan resmi mengekspor 45.000 butir telur tetas.

BlackRock dan Vanguard memilih haluan berbeda di saham unggas Charoen Pokphand (CPIN) dan Japfa Comfeed (JPFA).

Emiten perunggasan CPIN, JPFA, MAIN menyiapkan strategi hadapi gejolak harga pakan.

Emiten-semiten di sektor unggas mendapat suplemen baru untuk rapor keuangan dan sahamnya, menjadi titim terang untuk CPIN, JPFA, dkk untuk sisa 2023.

Tekanan margin masih membayangi emiten unggas CPIN dan JPFA sementara Vanguard tancap gas memborong saham keduanya.

Saham di sektor consumer non-cyclicals atau konsumer primer merupakan salah satu sektor saham yang stabil di Pasar Modal.

Emiten unggas masih menghadapi risiko dari perkembangan harga jual ayam potong karena ketidakpastian dalam kelanjutan kebijakan culling dan harga pakan.

Saham Japfa Comfeed (JPFA) bersama Timah (TINS) terlempar dari daftar indeks LQ45 yang baru.

Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) menetapkan jadwal penjualan saham treasuri pada 1 Agustus 2023 – 29 September 2023.

Di tengah tekanan margin, emiten unggas seperti CPIN dan JPFA mendapat suntikan suplemen untuk mewarnai asa pemulihan kinerja di sisa 2023.