Fenomena cuaca La Nina dengan curah hujan tinggi membayangi kinerja emiten batu bara hingga perkebunan sawit atau pengolahan CPO.

Grup Sinarmas, Golden Energy Mines (GEMS) meyakini produksi batu bara tidak akan mengalami kesulitan akibat la nina.

Grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) menargetkan untuk memproduksi 50 juta ton batu bara pada tahun 2024. Produksi ini naik dibandingkan tahun lalu.

Sederet emiten batu bara menyiasati harga batu bara yang diprediksi akan tetap tertekan pada 2024 dengan menggenjot produksi dan penjualan tahun ini.

Emiten Grup Sinar Mas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) akan membagikan dividen interim kedua tahun buku 2023 sebanyak US$90 juta atau sekitar Rp1,39 triliun.

Dalam 3 bulan terakhir, Golden Energy Mines (GEMS) meneken perjanjian fasilitas pinjaman dengan BNI, BRI, dan Bank Mandiri dengan limit hingga Rp6,79 triliun.

Dua entitas usaha Golden Energy Mines (GEMS) mendapatkan fasilitas pinjaman Rp2,4 triliun dari Bank Mandiri (BMRI).

Golden Energy Mines (GEMS) menyampaikan telah menyerap belanja modal 60 persen atau setara Rp138 miliar hingga semester I/2023.

Grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) mengincar produksi batu bara hingga 40 juta ton pada 2023.

Anak usaha korporasi batu bara Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) memperoleh fasilitas pinjaman sebesar Rp2,2 triliun dari Bank Mandiri.

Keputusan dividen interim 2023 dari deretan emiten batu bara paling royal layak dicermati.

Grup Sinar Mas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) menjual 4,42 persen saham PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) senilai Rp1,68 triliun.

Golden Energy Mines (GEMS) mencetak laba bersih senilai Rp3,43 triliun, dari pendapatan Rp12,58 triliun sepanjang kuartal I/2023.

Golden Energy Mines (GEMS) memperkirakan harga batu bara akan menurun pada semester 2023, mencapai rata-rata US$55 per ton sampai akhir tahun.

RUPST Golden Energy Mines (GEMS) memutuskan untuk tidak membagikan dividen final untuk tahun buku 2022.