Bank Mega Syariah mencatatkan porsi dana murah atau CASA terhadap total dana pihak ketiga (DPK) mencapai 35% per September 2024.

BCA membidik pertumbuhan dana murah atau CASA sampai dengan akhir tahun sekitar 6%

Superapp dinilai mampu mengerek dana murah (current account saving account/CASA) yang diincar bank di tengah tantangan tingginya suku bunga acuan pada 2024.

Kenaikan suku bunga acuan BI mendorong perbankan lebih gencar perbesar porsi dana murah dalam komponen dana pihak ketiga guna meminimalkan biaya dana.

Bank BTN (BBTN) mengincar dana murah untuk menekan biaya dana (cost of fund) perusahaan.

Saham BBTN tergolong paling murah dibandingkan bank BUMN lainnya ataupun BRIS. Patut dinanti apresiasi pasar pada strategi BBTN untuk kerek kinerja 2024.

Kinerja laba Bank Mega (MEGA) dan Panin Bank (PNBN) sama-sama mengalami kontraksi pada 2023 lantaran meningkatnya biaya dana.

Sepanjang 2023, raupan simpanan nasabah bank atau dana pihak ketiga (DPK) tumbuh hanya 3,8% yoy. Berikut kondisi di bank besar BCA, Mandiri, BRI, dan BNI

Tercatat NIM BCA berada di level 5,54% sepanjang 2023, naik 20 basis poin (bps) dari sebelumnya 5,34% pada sepanjang 2022.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan saat bunga acuan (BI Rate) tinggi di level 6%, nasabah cenderung memilih deposito untuk menyimpan dana.

Persaingan bank digital di Tanah Air, BBHI, ARGO, BBYB, seperti makin sengit menjelang tutup tahun 2023.

Simak cara BSI (BRIS) dan Bank Muamalat untuk membidik dana murah atau CASA.

Bank Jago meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp10,3 triliun hingga kuartal III/2023, tumbuh 41% yoy. Dana murah atau CASA mendominasi komposisi DPK sebesar 73%.

Deretan bank besar di Indonesia atau kelompok bank bermodal inti (KBMI) IV seperti Mandiri, BRI, BNI, dan BCA kompak meningkatkan capaian dana murah.

Berikut realisasi himpunan dana murah bank-bank digital berdasarkan laporan keuangan Juni 2023.

Indonesia jadi salah satu negara dengan biaya hidup termurah di dunia