Emiten telekomunikasi Grup Bakrie PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) membukukan rugi bersih Rp54,49 miliar sepanjang kuartal III/2024.

Berikut daftar emiten Group Bakrie dengan jumlah saham terbanyak di BEI usai Bakrie & Brothers (BNBR) lakukan private placement.

Emiten telekomunikasi Grup Bakrie PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) tercatat masih mencetak rugi sebesar Rp50,17 miliar pada semester I/2024.

Emiten konglomerat terpantau masih mendekam dalam papan pemantauan khusus (PPK FCA), seperti saham milik keluarga Bakrie, Hary Tanoe bahkan milik Erick Thohir.

PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP) menjadi dua emiten yang dijadikan sasaran borong saham oleh Biofuel Indo Sumatra.

Transaksi afiliasi dilakukan oleh Grup Bakrie, melalui masuknya PT Biofuel Indo Sumatra sebagai pemegang saham baru PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL).

Sebanyak 51 di antaranya terkena sanksi denda Rp50 juta dan peringatan tertulis II dari BEI. BTEL, VIVA, GIAA dan GMFI termasuk dalam daftar emiten yang belum merilis laporan…

BTEL Group pada 2021 mulai merasakan dampak positif atas realisasi visi perseroan yaitu transformasi kegiatan usaha menjadi kegiatan bisnis berbasis digital.

BTEL belum didepak sampai dengan Agustus karena perseroan  telah menyampaikan keterbukaan informasi terkait rencana untuk perbaikan kondisi keuangan perusahaan ke depan.

Manajemen Bakrie Telecom berencana memaparkan kinerja tahun buku 2020 dan update kegiatan bisnis perseroan pada 26 Agustus 2021.

Ketatnya persaingan di sektor telekomunikasi membuat Grup Bakrie mengisyaratkan realisasi aksi korporasi merger dan akuisisi untuk Bakrie Telecom (BTEL).

BEI kembali melakukan suspensi saham BTEL sejak sesi I perdagangan Selasa (11/5/2021) hingga pengumuman lebih lanjut.

Saham baru yang ditawarkan oleh PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) melalui IPO memikat investor asing dari Singapura dan British Virgin Island.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan bahwa pihaknya juga masih menunggu penyelesaian beberapa kewajiban BTEL kepada Bursa.

Dalam pengumuman di laman resmi Bursa Efek Indonesia, saham BTEL akan memasuki masa suspensi 24 bulan pada 27 Mei 2021.

BTEL mencatatkan ekuitas negatif atau defisiensi modal neto sejumlah Rp9,67 triliun per September 2020.