Pelaku usaha di industri tekstil belum merasa lega dan masih menunggu kebijakan yang akan diambil oleh Prabowo Subianto untuk menyelamatkan industri.

India gagal menerapkan kebijakan bea masuk antidumping bagi serat rayon viskose asal Indonesia.

Pemerintah mengenakan Bea Masuk Antidumping terhadap impor produk Polyester Staple Fiber (PSF) dari India, China, dan Taiwan.

PT South Pacific Viscose (SPV) yang merupakan bagian dari Lenzing Group Austria tersebut memulai proyek ecovero sejak akhir 2021.

APSyFI menilai kebijakan pembatasan impor perlu menjadi prioritas pemerintah terlebih dahulu sebelum memberikan insentif lainnya.

Lenzing Group memproduksi 323.000 ton serat per-tahun. Adapun, 50% dari total produksi tersebut diekspor ke negara-negara Asia Tenggara.

APSyFI meminta pembatasan angkutan barang selama masa libur panjang Lebaran 2019 diatur lebih berimbang dan mengakomodir berbagai kepentingan.

PT. South Pacific Viscose – sebagai produsen serat Viscose yang merupakan salah satu anak perusahaan Lenzing A.G. dari negara Austria menunjuk Direksi baru yang efektif terhitung…

PURWAKARTA — PT South Pacific Viscose (SPV) menyiapkan investasi untuk penelitian dan pengembangan sebesar US$75 juta hingga 2030.

Lenzing Group, produsen serat global, memperkenalkan brand baru khusus untuk industri nonwoven yaitu Veocel.

Keputusan pasti soal rencana ekspansi baru diambil dalam tiga bulan ke depan

Produksi serat sintetis mulai terdongkrak akibat pemberlakuan bea masuk anti-dumping bagi bahan baku tekstil tersebut

Industri hulu tekstil mengalami penurunan produksi sepanjang tahun ini dengan tingkat utilitas berkisar 60%, akibat gempuran produk impor.

Pelaku industri serat polyester meminta agar pemerintah memperpanjang pemberlakuan Bea Masuk Anti Dumping untuk menyelamatkan kondisi industri yang kesulitan bersaing akibat…

PT Indo Bharat Rayon menambah lini produksi ketujuh dengan kapasitas produksi viscose staple fiber yang mencapai 180 ton per hari dan membuat kapasitas per tahun mencapai…

Pelaku industri serat sintetis terpaksa menurunkan produksi hingga 50% atau sekitar 200.000 ton pada semester I/2015, akibat kelebihan pasokan global yang berdampak di pasar…