Visi Presiden Prabowo Subianto mendorong energi terbarukan dan komitmen tegas memberantas korupsi mendapat respons positif dari tiga perusahaan migas global.

Kunjungan Prabowo ke AS menghasilkan minat investasi 3 perusahaan raksasa energi asal AS seperti Exxonmobil, Chevron dan BP yang bermarkas di Inggris.

3 raksasa migas global dikabarkan tertarik untuk berinvestasi di EBT Indonesia dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Amerika Serikat

Emiten kapal PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari (ELPI) disebut memiliki prospek seiring dengan meningkatnya permintaan jasa OSV tahun depan

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta ExxonMobil Cepu Ltd untuk menggenjot produksi minyak Blok Cepu dikerek menjadi 150.000 barel per hari pada 2026.

Raksasa tambang Chevron mendapat sinyal dari Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) untuk melanjutkan akuisisi Hess sekitar Rp805,14 triliun.

Momen bersejarah ini ditandai dengan pengapalan 600 ribu barel minyak mentah dari kapal Alir Muat Terapung (FSO) Gagak Rimang ke kapal tanker MT Nectar.

Produksi minyak Blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil kini telah tergeser dari posisi pertama produsen minyak terbesar di Indonesia.

ExxonMobil Cepu meresmikan minyak perdana hasil optimasi pengembangan lapangan (OPL) melalui program Banyu Urip Inflill Clastic (BUIC) sumur B-13 di Blok Cepu.

PT Pertamina Hulu Rokan kini tercatat sebagai produsen minyak terbesar di Indonesia, mengalahkan ExxonMobil.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, proyek CCS/CCUS Tangguh dan Sunda Asri memiliki potensi besar untuk menyimpan emisi karbon

ExxonMobil mengumumkan rencana eksplorasi baru di enam lapangan minyak dan gas prospektif di Indonesia.

ExxonMobil untuk ikut melebarkan eksplorasi di Laut Andaman, selepas  Mubadala Energy kembali mengumumkan temuan berhasil di South Andaman.

ExxonMobil resmi mengakuisisi seluruh saham pesaingnya di Amerika Serikat, Pioneer Natural Resources

Pengoboran itu diharapkan dapat menambah potensi cadangan minyak baru dari struktur sumur B-13 di Blok Cepu.

Keputusan akhir investasi proyek carbon capture and storage (CCS) di wilayah Cekungan Sunda-Asri ditargetkan paling telat 2026.