Upaya mengembalikan angka defisit ke kisaran 3 persen sesuai dengan undang-undang tersebut bisa terhalang jika ekonomi melambat di 2022.

Sebagian besar pembiayaan utang dalam RAPBN 2022 akan dipenuhi dari penerbitan SBN

Defisit anggaran tahun 2022 direncanakan sebesar 4,85 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau Rp868 triliun.  

Jika tahun depan APBN masih 4 persen defisitnya, maka target normalisasi defisit di 2023 agak sulit dicapai. Pasalnya, bisnis baru mulai pulih triwulan IV/2021.

Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Leonard Tampubolon mengatakan defisit anggaran pada 2021 menjadi Rp1.028,9 triliun atau 5,8 persen dari PDB.

Defisit 1,72 persen setara dengan Rp283,2 Triliun. Adapun, total defisit tahun ini diperkirakan Rp1.006,4 triliun atau 5,7 persen dari PDB.

Sri Mulyani lalu memaparkan beberapa capaian pemerintah dari defisit yang setara dengan 6,14 persen dari produk domestik bruto tersebut, mulai dari jalan raya hingga bendungan…

Dalam rapat yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari, Sri Mulyani mengungkapkan berbagai fakta dan masalah yang tengah dihadapi pemerintah khususnya terkait dengan pengelolaan…

Realisasi pendapatan negara hingga semester I/2021 mencapai Rp886,9 triliun. Kemudian dari belanja negara, pemerintah telah mengeluarkan Rp1.170 triliun atau tumbuh 9,4 persen.…

Kementerian Keuangan melihat defisit APBN 2021 akan tetap di 5,7 persen.

Sebanyak 87 persen utang pemerintah berupa surat utang yang bereda di pasar dan ini sangat berisiko jika ada aksi jual.

Menurut ekonom senior Didik J. Rachbini, kebijakan politik ekonomi anggaran usulan presiden dan keputusan di DPR itulah yang menjadi penyebab utang sangat besar sekarang…

Berdasarkan perhitungan Kementerian Keuangan sebelum diaudit, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebesar Rp956,3 triliun atau 6,09 persen dari PDB. Meski…

Posisi defisit pada Mei 2021 ini mengalami peningkatan sebesar 22,24 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pemerintah cenderung fleksibel dalam kebijakan fiskal dalam masa pandemi, seperti melebarkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di atas 3 persen